Lagi Senang-senangnya Jadi Mahasiswi, Gadis Ini Harus Terima Kenyataan Pahit, Surat Wasiatnya Bikin Hati Tersayat!

By Amanda Hanaria, Rabu, 18 Oktober 2017 | 17:30 WIB
Lagi Senang-senangnya Jadi Mahasiswi, Gadis Ini Harus Terima Kenyataan Pahit, Surat Wasiatnya Bikin Hati Tersayat! (Amanda Hanaria)

NOVA.id - Lou Tao, seorang kandidat PhD berusia 28 tahun di Universitas Peking, Beijing, Cina, akan menyumbangkan kepalanya untuk penelitian medis.

Tak hanya itu, ia juga akan menyumbangkan beberapa organ lainnya untuk membantu menyelamatkan nyawa orang lain.

ALS merupakan penyakit neurologis progresif langka yang memengaruhi sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang.

Tak hanya itu, penyakit itu juga menyebabkan pembatasan kekuatan dan fungsi otot.

Kaki kiri Lou pun lumpuh dan kondisi kesehatannya berangsur-angsur memburuk sejak saat itu.

Baca juga: 4 Fakta di Balik Hebohnya Pelajar SMA Melahirkan di Toilet Puskesmas

Sejak Januari 2017, ia masuk ke ICU. Pada 7 Oktober 2017 lalu, Lou tiba-tiba memberi tahu kepada ayahnya bahwa ia ingin menghentikan pengobatan.

Tak hanya itu, ia pun menyampaikan keinginannya untuk menyumbangkan organ tubuhnya.

Ayahnya pun kaget dan tidak setuju dengan keputusannya. Namun, Lou malah mogok makan sebagai bentuk protes terhadap ayahnya.

Dia pun meminta seorang perawat untuk menulis surat wasiat. Begini isi surat wasiat Lou tersebut.

"Setelah saya meninggal, saya ingin menyumbangkan kepala saya untuk penelitian medis. Saya berharap suatu hari nanti dapat ditemukan obat untuk penyakit ALS sehingga manusia tidak akan lagi menderita."

Dalam surat wasiatnya, ia juga menuliskan ingin menyumbangkan organ lainnya bagi orang yang membutuhkan.

Baca juga: http://nova.grid.id/Selebriti/Berita-Aktual/Diisukan-Putus-Dengan-Vannesa-Angel-Inilah-Deretan-Para-Mantan-Didi-Mahardika-2

Teman-temannya pun peduli dengan nasib Lou. Mereka mengumpulkan uang hingga terkumpul 1 Juta yuan atau Rp 2 Miliar lebih untuk membantu pengobatannya.

Namun, di surat wasiatnya, ia tidak ingin menerima uang dari orang lain.

"Saya ingin seleuruh tubuh saya dikremasi dan abu disebarkan di Sungai Yangtze. tidak ada pemakaman atau makam. Ayo biakan saya pergi dengan tenang, tanpa berkas, seolah-olah saya belum pernah berada di dunia ini," lanjutnya dalam surat wasiat.

"Arti hidup bukan tentang seberapa lama, tetapi kualitas hidup seseorang," tutupnya. (*)

Galih Pangestu J/TribunWow.com

Artikel ini pernah tayang di TribunWow.com dengan judul, "Usai Diterima Kuliah, Gadis Ini Harus Terima Kenyataan Pahit! Surat Wasiatnya Bikin Hati Teriris!"