NOVA.id – Hingga kini, angka penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Indonesia masih tinggi.
Berdasarkan catatan dari Riskesdas 2013, angka penderita ISPA di Indonesia mencapai 25 persen.
Untuk wilayah Sumatera Utara terutama di Kecamatan Toba Samosir, angka penderita ISPA sendiri mencapai 20 persen, masih di bawah rata-rata nasional.
Seperti yang dijelaskan oleh dr. Helmin A. Silalahi, ISPA adalah salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat terutama di daerah Toba Samosir atau Tobasa.
(Baca juga: Kolaborasi Vivo V7 dengan 4 Desainer Lokal di Jakarta Fashion Week, Hadirkan Teknologi Sebagai Inspirasi Fashion)
“Berdasarkan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan, mayoritas pasien menderita ISPA dan diare. Dua penyakit ini memang sangat menonjol,” terang dr. Helmin saat ditemui NOVA.id usai pemeriksaan kesehatan Mixagrip Program Explore Budaya Indonesia di Kecamatan Tobasa, Pulau Samosir, Minggu (29/10) lalu.
Dr. Helmin juga menambahkan, dari sekitar 500 peserta yang mengikuti pemeriksaan kesehatan ini, mayoritas mengeluhkan gejala ISPA dan diare.
"Di mana-mana, angka ISPA tinggi. Di sini (di Tobasa) karena faktor iklim. Kalau cuaca dingin dan hujan seperti ini aliran darah jadi tidak lancar karena pembuluh darah mengecil,” jelasnya.
(Baca juga: Sambut Akhir Tahun, Inilah Tips Liburan Seru dan Nyaman Bersama Keluarga)
Aliran darah yang tak lancar dan pembuluh darah mengecil akan membuat imun tubuh kita menurun dan membuat kita mudah sakit.
“Sedangkan diare lebih ke arah kebersihan. Dari tempatnya dan kelembapan udara," tambah dr. Helmin.
Peserta pemeriksaan kesehatan di Tobasa sendiri mayoritas diikuti oleh mereka yang berusia di atas 35 tahun.