Wakil Menteri Utama Uttar Pradesh Keshav Prasad Maurya mengatakan, pemerintah negara bagian di India itu tak akan mengizinkan pemutaran film hingga beberapa adegannya dihilangkan.
"Bagaimana mungkin seorang raja dan ratu digambarkan sebagai korban sementara sang penyerang menjadi pahlawan? Ini tak benar," kata Maurya.
Dari TribunWow.com juga dijelaskan bahwa film-film yang bertemakan sejarah hubungan antara Hindu dan Islam di India kerap memicu kontroversi.
Kepala Badan Sertifikasi Film Pusat (CBFC) Anurag Srivastava mengatakan, produser film Padmavati meminta izin merilis film itu pada 10 November.
Namun, permintaan itu ditolak karena produser dianggap tak bisa menjelaskan apakah film itu berdasarkan fakta sejarah atau fiksi.
Jika film ini tak bisa diputar di bioskop-bioskop, produser terancam menderita kerugian yang cukup besar.
Viacom 18, perusahaan patungan Viacom Inc dan Reliance Industries Network 18, menghabiskan dana sekitar Rp 310 miliar untuk memproduksi Padmavati.
Partai BJP sejauh ini mencoba tak terlibat dengan pernyataan keras Suraj Pal Amu.
Baca juga: Sambut Malam Tahun Baru 2018, Rossa Persiapkan Ini untuk Para Fans!
Kami tak akan memberi toleransi pernyataan bernuansa kekerasan dari anggota partai kami, tetapi kami juga menginginkan sutradara film menghormati sejarah India," ujar Ketua BJP Negara Bagian Haryana, Anil Jain.
BJP kemudian memerintahkan Suraj memberikan pernyataan maaf di depan publik terkait ancamannya terhadap Deepika Padukone dan meminta Suraj menjelaskan alasannya menawarkan hadiah uang itu.
Sejauh ini belum ada komentar dari sang aktris terkait ancaman tersebut. (*)