Lahir Prematur dengan Bobot 1 Kilogram, 4 Bayi Kembar di Pangkalpinang Satu per Satu Meninggal

By Amanda Hanaria, Selasa, 5 Desember 2017 | 09:30 WIB
Lahir Prematur dengan Bobot 1 Kilogram, 4 Bayi Kembar di Pangkalpinang Satu per Satu Meninggal (Amanda Hanaria)

NOVA.id - Bisa menjadi seorang ibu sekaligus orang tua tentu jadi hal yang paling membanggakan semasa kita hidup bukan?

Namun sayang, kebahagian itu belum bisa dirasakan oleh pasangan suami istri Riski Annisa Tamala (22) dan Adriyanto (41).

Pasangan asal Pangkalpinang tersebut, harus mengikhlaskan keempat buah hatinya yang baru lahir.

Baca juga: Mengejutkan, Perut Jennifer Dunn Terlihat Membuncit Saat Liburan ke Bali, Ternyata Ini Pendampingnya

Siang itu Senin (4/12), pukul 15.00 WIB Riski Annisa Tamala tidak menyangka harus kehilangan keempat buah hatinya yang lahir secara kembar.

Warga Jalan Muntok Kampung Kramat, Pangkalpinang, ini mengungkapkan kedukaannya begitu mendalam pasca dirinya dan keluarga melewati musibah secara berurutan.

Satu per satu putri yang dilahirkannya dipanggil menghadap Sang Maha Kuasa.

"Mereka sudah diberikan nama, yaitu Chorina, Chorima, Chorisa, dan Chorida," kata Riski

Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya

Riski menceritakan bagaimana ia bersusah payah melahirkan empat bayinya itu.

Satu di antara empat bayi sulit dikeluarkan karena posisinya yang melintang.

Melalui pertolongan tim medis, empat bayi berhasil dilahirkan meskipun bobot berat tubuh hanya 1kg, 1,1kg, 9 ons, dan 1kg.

Proses melahirkan prematur, membuat keempat putrinya harus ditangani secara intensif terutama perihal berat badan yang ringan.

Baca juga: Ibu-ibu Wajib Tahu, Inilah Fakta Tentang Retinopati Prematuritas Agar Tak Terlambat Penanganan

Chorima, bayi kedua langsung dibawa ke Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang untuk mendapatkan fasilitas inkubator.

Sedangkan, ketiga anak lainnya masih harus menunggu rujukan ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Soekarno.

Satu hari pasca melahirkan, Riski harus menerima kenyataan bahwa Chorisa, bayi ketiganya meninggal dunia.

Ia mengaku kala itu pasrah karena dokter pernah mengatakan tidak bisa menjanjikan jika seluruh anaknya bisa bertahan.

Selain itu, berat tubuh salah satu bayinya yang hanya mencapai 9 ons membuat sang bayi menderita kelainan, Rabu (22/11).

Riski mengaku semakin terpuruk, selang dua hari Rumah Sakit Provinsi mengabarkan jika bayi pertama dan keempat tidak bisa bertahan.

Chorina dan Chorida pergi meninggalkan kedua orang tuanya karena kondisi jantungnya kian melemah. Lagi-lagi, Riski harus memupuk keikhlasannya menerima keadaan, Jumat (24/11).

Baca juga: Metode Ini Bisa Membantu Pertumbuhan Bayi Prematur Menjadi Lebih Baik

"Saya yakin dibalik semua ini pasti ada hikmahnya," kata Riski sambil menahan duka

Saat itu, ia mengaku matanya belum sempat terpejam memikirkan ketiga putrinya.

Ia juga sempat dibawa ke Rumah Sakit Bakti Timah karena kondisinya begitu lemah.

Annisa Rizky (Bangka Pos/ Idandi Meika Jovanka) Terhitung lima hari masuk ICU, pasca melahirkan dan banyak pendarahan, juga jantung yang terus melemah.

Riski mengungkapkan dirinya sangat berharap, Chorima, bayi keduanya terselamatkan.

Baca juga: Tekan Kelahiran Bayi Prematur, Kini Telah Tersedia Fasilitas Inkubator Teknologi Tinggi

Ia pun sempat melihat perkembangan bayi yang kian membaik dan memberikan harapan padanya, terutama bayi tersebut sudah bisa menyusu dan bobot badanya perlahan bertambah.

Nahas nasib berkata lain, setelah 13 hari bertahan di inkubator, Chorima, pergi mengikuti jejak ketiga saudaranya karena kondisi jantung yang lemah dan rentan.

"Saya benar-benar berharap, apalagi yang terakhir ini pipinya sudah menggemuk dan badannya sudah berisi. Mau tidak mau, saya harus ikhlas karena Allah pasti punya rencana lain. Saya tetap mengkasihi keempat anak putri, meskipun mereka sudah tidak dalam pelukan," papar Riski. (*)

Eko Sutriyanto /Tribunnews.com Sumber: Bangkla Pos