NOVA.id - Kesehatan gigi dan gusi tidak saja hanya diperhatikan oleh kaum dewasa dan orang yang suka melakukan kecantikan gigi.
Namun, anak-anak pun juga tak boleh luput dari perhatian orang tua.
Terlebih, ketika setelah bangun pagi dan sarapan, anak-anak biasanya suka langsung berangkat ke sekolah tanpa menggosok giginya terlebih dahulu.
Baca juga: Bersihkan Plak dan Kuman di Mulut dengan Mouthwash? PDGI: Perhatikan Seksama Macam-Macam Mouthwash
Tentu, ini yang seringkali menjadi titik perhatian Prof. Dr. drg. Tri Erri Astoeti, M.Kes dalam melihat perkembangan kesehatan dan perawtan gigi bagi anak.
Ia seringkali menyayangkan perhatian orang tua melihat anaknya yang sering lalai dalam menggosok gigi.
"Padahal menggosok gigi dan merawat gusi sangatlah penting, akibatnya kalo sakit bisa banyak dan panjang buntutnya," ungkap Erri kepada NOVA saat ditemui di Empirica SCBD, Jakarta Selatan kemarin siang(19/12).
Baca juga: Sering Mengabaikan Kesehatan Organ Ini, Yuk Konsumsi 5 Jenis Makanan Berikut Agar Hati Sehat!
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti tersebut menjelaskan dampak pertama kali terhadap kesehatan gigi adalah sakit gigi.
Menurutnya, apabila sang anak sampai merasakan sakit gigi maka produktivitas akan menurun.
"Tentunya sakit gigi akan menyebabkan mereka tidak masuk sekolah, sudah pasti ilmu yang diperoleh pun tidak maksimal. Bayangkan saja apabila dia harus mengalami sakit gigi sampai seminggu lebih otomatis akan ketinggalan keilmuannya," bebernya panjang lebar.
Baca juga: Ternyata Inilah Rahasia Panjang Umur dan Awet Muda, Caranya Konsumsi 5 Makanan Ini
Permasalahan selanjutnya kesehatan gigi bagi anak adalah apabila gigi sakit maka intip makanan yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan tumbuh kembang yang tidak baik.
Erri memaparkan makanan yang masuk ke dalam tubuh saat gigi sakit justru membawa kuman dan bakteri.
Pasalnya bakteri dan kuman tersebut menempel di sela-sela gigi atau justru di lokasi gigi yang mengalami sakit.
"Jelas ini sangat mempengaruhi kecerdasan terhadap anak, makanya saya menyarankan bagi orang tua untuk selalu membawa anaknya ke dokter jangan ke dokter gigi kalo pas sakit gigi saja," tegasnya.
Baca juga:Usai Berhubungan Seks Ala 'Fifty Shades of Grey', Perempuan Ini Alami Hal yang Memilukan
Ia juga menambahkan bahwa anak mempunyai sifat untuk mencontoh orang lain.
"Sekarang kalo orang tuanya aja gak sikat gigi ngapain anaknya sigkat gigi dong," tuturnya.
Bagi Erri, orang tua harus mengajarakan dengan memberi contoh sedini mungkin untuk merawat gigi dengan baik dan benar meski anak belum punya gigi.
Erri mencontohkan misal setelah minum susu, sang ibu bisa menggunakan kapas lalu dililitkan di ibu jarinya dan dibersihkan ke giginya.
Baca juga: Ini Dia 5 Rahasia Mengapa Mie Instan di Warkop Lebih Nikmat Dibanding Buat Sendiri
"Baru ketika beranjak 6 bulan pegangkanlah sikat gigi dan si ibu ajak anaknya untuk menirukan bagaimana sikat gigi yang baik dan benar," kata dia.
Menurut perempuan yang juga merupakan Ketua Departemen Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Persatuan Dokter Gigi Indonesia, anak-anak pun juga sangat diharapkan bisa sikat gigi dua kali sehari.
"Sikat gigi ini sebenarnya bukan ritual namun harus dijadikan bagian dari kesehatan," pungkas dia.(*)