Mengapa Remaja Perempuan Rentan untuk Melakukan Bunuh Diri Daripada Laki-Laki? Ini Dia Faktanya!

By Healza Kurnia, Sabtu, 13 Januari 2018 | 05:00 WIB
Ilustrasi bunuh diri (Healza Kurnia Hendiastutjik)

NOVA.id - Dalam beberapa pekan terakhir, aksi bunuh diri semacam menjadi topik utama di masyarakat.

Hampir dalam beberapa hari terakhir, kasus bunuh diri terus muncul dan korbannya beragam.

Tak hanya para pria, perempuan baik usia muda maupun tua lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri dengan niat melepas segala beban yang ada di pikirannya.

Namun, dibanding laki-laki perempuan memang memiliki rentan paling tinggi untuk memilih bunuh diri.

Baca juga: Mencuci Saja Tak Cukup, Inilah 6 Hal yang Harus Kita Perhatikan Agar Celana Dalam Terhindar dari Bakteri

Pasalnya, hal ini didasari dari beragam alasan mulai depresi hingga emosi yang tak bisa dikontrol saat itu.

Hal ini juga ditegaskan oleh sebuah studi yang dilakukan oleh Children's Hospital of Pittsburgh seperti dilansir dari Daily Mail.

Mereka mengungkapkan bahwa gadis remaja dalam rentang usia 12-17 tahun mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi daripada anak laki-laki seusianya.

Penelitian itu menemukan bahwa 36 persen anak perempuan mengalami depresi dan 14 persen anak laki-laki juga mengalaminya.

Baca juga: Kaya Kandungan Gizi Terbaik untuk Tubuh, Kurma Wajib Dikonsumsi Setiap Saat

Angka temuan ini tingkatnya jauh lebih tinggi daripada perkiraan sebelumnya.

Sebelumnya para ahli mengakui bahwa para gadis remaja memang mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi, namun perkiraannya hanya tujuh persen dari gadis remaja dan empat persen yang merupakan dugaan yang didapat dari CDC.

Direktur Nasional Penjangkauan Klinis di Newport Academy, Kristin Wilson mengatakan, angka persentase yang didapatkan melalui penelitian tersebut telihat tepat.

"Saya tidak heran dengan temuan ini. Karena saya telah melihat jumlah yang meningkat dari gadis remaja yang datang untuk melakukan perawatan depresi beberapa tahun terakhir," ujarnya

Baca juga: Cerdas Merawat Gigi untuk Gigi Sehat dan Senyum Menawan

Namun Wilson terkejut saat menemukan jumlah yang begitu jauh berbeda antara gadis dan remaja laki-laki yang mengalami depresi.

Sementara itu, Psikoterapis New York Alyson Cohen mengungkapkan, adanya angka tingkat depresi yang berbeda salah satunya karena remaja laki-laki tidak mengekspresikan gejala depresi yang sama seperti seorang gadis remaja.

"Ada tekanan sosial yang dimiliki oleh remaja laki-laki dengan tidak mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Remaja laki-laki juga cendrung untuk tidak mendiskusikan perasaan mereka dibandingkan anak perempuan. Jadi mereka mungkin tidak terbuka dalam sharing bahwa mereka sedih. Beberapa orang tidak mengenali gejala mereka sebagai depresi," katanya.

Cohn mengungkapkan, depresi tidak selalu terlihat seperti kesedihan dan air mata.

Baca juga: Takut Uang Habis Karena Nabung? Gunakan Cara Ini Deh!

Itu bisa berbentuk seperti amarah, tingkah laku dan hal lainnya.

Bahkan laki-laki di usia 20-an lah yang cendrung jauh lebih tertekan daripada perempuan karena mereka memiliki beban yang jauh lebih berat akibat lama menahan perasaannya. 

Hasil studi ini menggunakan data dari National Survey of Drug Use and Health, yang telah mewawancarai 10.000 remaja berusia 12 sampai 17 tahun di seluruh Amerika di tahun 2012 hingga 2014.

Organisasi itu melaporkan 36 persen permepuan dan hanya 14 persen pria di kelompok usia ini yang mengalami hal ini.

Baca juga: Wah Ternyata Inilah Resep Seblak Kuah Pedas yang Nikmatnya Mantap!

Hasil ini mengklaim bahwa 12,5 persen penduduk AS berusia 12 sampai 17 tahun akan terkena depresi pada tahun 2015.

Dalam penelitian itu, para peserta ditanya tentang berbagai kondisi mereka seperti mudah tersinggung, harga diri, rasa bersalah dan kebiasaan tidur.

Pertanyaan ini diajukan untuk menngungkapkan sekelompok remaja yang biasanya tidak menganggap diri mereka depresi.(*)