Sebelum Berbisnis dengan Teman, Ketahuilah 3 Hal Ini Terlebih Dahulu untuk Menghindari Konflik

By Dionysia Mayang Rintani, Jumat, 12 Januari 2018 | 05:00 WIB
Sebelum Berbisnis dengan Teman, Ketahuilah 3 Hal Ini Terlebih Dahulu untuk Menghindari Konflik (Dionysia Mayang)

NOVA.id – Banyak yang beranggapan bahwa menjalankan usaha dengan bermitra bisa membuat usaha berkembang lebih baik dibanding menjalankannya sendiri.

Sayang, mencari rekan bisnis memang tak semudah menjalin pertemanan.

Akan sangat menyenangkan jika ada teman atau kerabat baik yang bisa diajak bekerjasama, namun tak sedikit pula hubungan dekat itu berakhir gara-gara masalah dalam bisnis.

Namun, bila kita berencana menjalankan bisnis bersama teman atau kerabat, tak ada salahnya dicoba.

(Baca juga: Sunu Matta Akur dengan Suci, Umi Pipik Ungkapkan Ini di Akun Instagramnya, Netizen: Kesepian dan Galau ya?)

Yang terpenting selalu diskusikan tiga hal ini sebelum memulai.

1. Menyamakan Visi dan Misi

Sering bersama dan kenal sejak lama belum cukup jadi modal untuk bermitra dengan saudara atau teman.

Teman yang asyik diajak hang out, belum tentu bisa menjadi partner yang cocok untuk menjadi rekan usaha.

Maka sebelum memulai, gali lebih jauh bagaimana pandangannya terhadap usaha yang akan ditekuni bersama. 

(Baca juga: Wah, Ternyata Kekasih Bisa Mempengaruhi Selera Makan Kita, Loh! Ini Penjelasannya)

Kita dan calon mitra perlu menyamakan visi dan misi dalam berbisnis, apa yang menjadi tujuan berpartner.

Misalnya, bila berniat bahkan berani meninggalkan karier gemilang di perusahaan tempat kita sebelumnya bekerja, demi all-out untuk merintis sebuah bisnis.

Sementara teman ternyata hanya mencari kegiatan pengisi waktu luang atau hanya ingin bersenang-senang bersama kita saja.

(Baca juga: Mandi dan Berhubungan Intim Hanya Sekali dalam Setahun, Wanita ini Diceraikan Suaminya)

Hal lain yang juga penting dibahas adalah value atau nilai-nilai yang dianut masing-masing.

Misalnya kita dan sahabat ingin menjalankan usaha kuliner dan mendirikan sebuah restoran.

Kita sangat concern dengan masalah lingkungan sehingga menginginkan sebuah restoran yang peduli lingkungan, mulai dari penggunaan bahan organik dalam menu, kemasan yang bisa didaur ulang, hingga penataan ruangan yang tidak memberi tempat bagi para perokok.

(Baca juga: Sudah Hampir 2 Minggu, Ternyata Ini Alasan Ibunda Jennifer Dunn Belum Sempat Berkunjung ke Rumah Tahanan)

Sementara calon partner hanya mementingkan soal bagaimana mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya sehingga value yang kita yakini menurutnya sulit dijalankan dan berpotensi mengurangi keuntungan.

Nah hal-hal semacam ini perlu dibicarakan tuntas di awal. 

Perbedaan visi, misi serta nilai-nilai seringkali membuat frustrasi dan membuat hubungan rentan bubar.

(Baca juga: Ramai Bicarakan Kebijakan Penenggelaman Kapal Asing, Hotman Paris Sebut Susi Pudjiastuti Perlu Disematkan Gelar Lain)

2. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab

Berbisnis mengutamakan sikap profesional.

Ada target finansial yang hendak dicapai, prosedur yang harus dijalankan, dan sistem yang perlu dibangun agar segala sesuatunya berjalan dengan baik.

Sehingga perlu ada pembagian tugas dan peran yang jelas sehingga setiap orang memiliki tanggung jawab sesuai perannya.

Mungkin kita dan partner bisnis sudah bersahabat sejak kecil sehingga punya hubungan personal yang sangat kuat.

(Baca juga: Sama-sama Pakai Jumpsuit Saat Manggung, Lebih Kece Gaya Zaskia Gotik, Ayu Ting Ting atau Cita Citata nih?)

Tapi bila sudah menyangkut urusan bisnis, segala sesuatunya harus dilakukan secara profesional.

Ada hak, kewajiban dan aturan main yang perlu disepakati sebelumnya.

Pembagian tugas ini idealnya juga menjadi sinergi yang saling menguatkan.

(Baca juga: Prilly Latuconsina Lagi Asik Memasak, Lihat Yuk Seperti Apa Komentar Ibunda Maxime Bouttier!)

Misalnya kita fasih mengurusi bidang keuangan sementara rekan memiliki jiwa kreatif yang tinggi.

Kita memiliki tanggung jawab mengelola keuangan sementara rekan memiliki peran lebih dalam pengembangan produk.

Bila pembagian tugas sudah dilakukan, masing-masing diharapkan memiliki komitmen untuk menjalankannya sehingga bisa saling mendukung dan menjadi sebuah kekuatan.

(Baca juga: 7 Potret Ully Djulita, Ibunda Prilly Latuconsina yang Cantik, Kece dan Awet Muda, Mirip Banget Sama Prilly!)

3. Manajemen Konflik

Seperti halnya hubungan cinta, hubungan bisnis tidak selamanya manis.

Ada saat-saat di mana segala sesuatunya berjalan pada jalurnya.

Ada masa ketika usaha menemukan hambatan dan menghadapi persoalan.

(Baca juga: Kata Siapa Pasang Wallpaper Bikin Ribet? Simak Tips Mudahnya Berikut)

Baiknya, pada awal hubungan, penting diutarakan bagaimana sikap dan cara masing-masing dalam menghadapi konflik.

Apa tindakan penyelesaian yang akan dilakukan bila terjadi hal yang tidak menyenangkan dalam hubungan bisnis Anda.

Mengantisipasi kegagalan bukan berarti berpikiran negatif, tapi justru menunjukkan keseriusan kita memulai usaha dan betapa pentingnya kita memandang pertemanan.

(Baca juga: Astaga, Seorang Guru di di Jakarta Timur Diduga Lakukan Pencabulan pada 35 Siswanya)

Hal ini membuat apa pun yang terjadi dalam hubungan bisnis tidak akan merusak hubungan pertemanan kita. 

Selamat berbisnis! (*)