(Baca juga: Nyam! Nikmatnya Ngeteh Sore Ditemani Getuk Singkong Keju Manis Ini)
Penelitian sebelumnya telah menyimpulkan jika bakteri yang ditemukan di vagina menjadi beragam saat masa kehamilan, dengan peningkatan spesies Lactobacillus.
Tetapi ketika tingkat bakteri Lactobacillus menurun dan tingkat bakteri lainnya meningkat, hal ini bisa menyebakan ibu hamil masuk ke persalinan lebih awal dari yang diperkirakan.
Bakteri lactobacillus biasanya bisa ditemukan di sistem pencernaan, sistem saluran kemih, dan sistem genital tubuh manusia.
(Baca juga: Baru Nikah Kemarin, Istri Cantik Gubernur Kalteng Ini Langsung Ditinggal Kerja, Sempet Bulan Madu Nggak Nih?)
Perubahan pada bakteri vagina ini juga bisa menimbulkan risiko kesehatan ibu dan bayinya.
Dimana bayi baru lahir berpotensi menghadapi bahaya sepsis.
Studi yang dilakukan oleh Imperial College London dan diterbitkan dalam jurnal BMC Medicine dapat memberi dokter alat yang mereka butuhkan untuk meberi perempuan hamil perawatan antibiotik spesifik yang dibutuhkan.
(Baca juga: Kontrak dengan Marvel Habis, Chris Hemsworth Ngaku Kehilangan Hal Ini Saat Tak Lagi Jadi Thor!)
"Hasil kami menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih personal dengan memberikan perempuan manfaat dari antibiotik mungkin terbukti lebih bermanfaat daripada pendekatan 'satu perawatan sesuai semua' saat ini," kata Dr Richard Brown, rekan penulis penelitian ini.
Profesor Siobhan Quenby dari Royal College of Obstetricians and Gynecologists lebih jauh menyatakan perlu lebih banyak penelitian untuk mengetahui hubungan antara bakteri vagina dan kelahiran prematur.
(Baca juga: Cukup dengan Mengonsumsi Makanan Ini, Kebutuhan Vitamin B4 untuk Tubuh pun Terpenuhi)
"Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui hubungan antara bakteri vagina dan kelahiran prematur, dan jika demikian, perubahan dapat dilakukan terhadap perawatan pra- ketegangan ketuban pecah yang saat ini sama untuk semua wanita." jelasnya. (*)