Benarkah Mammografi Justru Memicu Kanker Payudara? Inilah Jawabannya!

By Dionysia Mayang Rintani, Kamis, 1 Februari 2018 | 05:45 WIB
mammografi menyebabkan kanker payudara, benarkah demikian? (Dionysia Mayang)

NOVA.id -  Penderita kanker payudara semakin meningkat di Indonesia.

Diperkirakan penderita kanker payudara meningkat hampir 7x lipat pada tahun 2030.

Hal ini disebabkan karena pemahaman masyarakat umum mengenai kanker payudara masih rendah.

(Baca juga: Tak Perlu Khawatir Mesin Cuci Bikin Boros Listrik, Solusinya Pakai LG Smart Inverter Saja!)

70% pasien kanker payudara datang berobat pada stadium lanjut.

Masyarakat Indonesia, terutama perempuan takut memeriksakan dirinya tentang kanker payudara.

Padahal ini adalah hal yang sangat penting agar langsung ditindak lanjuti ketika terdeteksi kanker payudara pada stadium awal.

(Baca juga: Tak Perlu Was-Was Memulai Bisnis Bakery Asal Ada Tepung Premix, Ini Alasannya)

Cara mendeteksi kanker payudara dapat dilakukan oleh diri sendiri dan juga memeriksakan diri ke rumah sakit.

Di rumah sakit sudah ada alat yang canggih dengan teknologi tinggi.

Pemeriksaan tersebut dinamakan pemeriksaan radiologi.

(Baca juga: Gigi Sering Bermasalah? Yuk Hindari dengan Melakukan Cara Ampuh Ini)

Pemeriksaan radiologi terdiri dari 4 metode yaitu mammografi, USG payudara, magnetic resonance imaging (MRI), dan PET scan.

Mammografi adalah sebuah metode dengan alat untuk metedeksi sel kanker pada payudara.

Menurut berita yang beredar mammografi dapat memicu sel kanker payudara.

(Baca juga: Wah, Kanker Payudara Tak Bisa Dicegah, Namun Kita Bisa Periksa Sejak Dini dengan Cara Ini)

Ternyata itu tidak terbukti dan hanya mitos belaka.

“Mitos. Mammografi tidak memicu tumbuhnya sel kanker payudara,” ujar dr. Yadi Permana, Sp.B (K) Onk, dokter spesialis bedah konsultan onkologi di Rumah Sakit Pondok Indah.

Karena mammografi bukan bagian dari risiko kanker payudara.

(Baca juga: Darius Sinathrya: Berikan Kesempatan kepada Anak untuk Eksplor Bakat dan Minat)

Cara kerja metode ini adalah payudara akan ditekan oleh dua olat untuk meratakan dan menyebarkan jaringan.

Mungkin keadaan seperti ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Mammografi menggambarkan dengan jelas perbedaan kepadatan tumor dan jaringan sekitarnya

(Baca juga: Wow, 7 Tahun Sudah Permasalahan Ahok dan Veronica Berlangsung)

Hal ini memudahkan untuk mendeteksi sel kanker yang sangat kecil.

Mammografi digunakan pada perempuan berusia di atas 35 tahun.

“Pemeriksaan kanker payudara disesuaikan dengan umur pasien,” kata dr. Yadi.

Selain itu, mammografi sangat baik untuk perempuan yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker payudara atau kanker yang lainnya. (*)