Ternyata Baju Cheongsam Merah Bukan Kebiasaan Tionghoa di Indonesia, Begini Kata Pakarnya

By Healza Kurnia, Jumat, 16 Februari 2018 | 12:00 WIB
Full set dari lontong cap go meh yang terlihat dalam foto ini terdiri dari lontong, ayam opor, ayam abing, sambel goreng ati ampela, lodeh terong/labu, telur pindang, bawang merah goreng dan bubuk dokcang (Healza Kurnia Hendiastutjik)

NOVA.id - Perayaan Tahun Baru Imlek jatuh pada hari ini (16/2). Seluruh masyarakat Tionghoa pun berduyun-duyun menuju tempat peribadatan, klenteng untuk beribadah dan mengucap syukur.

Tahun Baru Imlek pun disambut dengan penuh suka cita oleh mereka dan melakukan beragam aktivitas sepanjang hari sesuai tradisi yang berlaku.

Namun, uniknya, tak banyak orang tahu jika tidak semua daerah di dunia atau bahkan di Indonesia memiliki tradisi Imlek yang sama.

Masyarakat Tionghoa yang lama bermukim di suatu tempat, menyerap budaya setempat dengan tradisi di China, sehingga melahirkan tradisi baru. 

Baca juga: Tak Perlu Was-Was Memulai Bisnis Bakery Asal Ada Tepung Premix, Ini Alasannya

Dilansir dari Kompas.com, Ketua Program Studi China Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Hermina Sutami di Jakarta mengatakan tradisi Imlek yang dilakukan di Indonesia saja diabadikan oleh kaum Peranakan yang menganut Konghucu berupa sajian makanan mengandung santan seperti opor ayam dan lemper.

Salah satu kuliner penutup Imlek khas di Tionghoa Indonesia adalah lontong cap go meh.

Kuliner lontong dipadukan sambal goreng hati juga aneka masakan lain seperti sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal dan kerupuk.

Baca juga: Hati-Hati, 4 Hal Ini Bisa Memicu Infeksi Saluran Kemih, Nomor 1 Sering Kita Lakukan!

Pemerhati budaya China, Agni Malagina menjelaskan bahwa lontong cap go meh merupakan bentuk makanan adaptasi tanda hormat masyarakat Tionghoa di pesisir Laut Jawa terhadap masyarakat setempat.

Masyarakat setempat menyantap ketupat dan opor ayam saat perayaan Lebaran.

Selain itu ada pula hidangan ikan jenis bandeng yang merupakan adaptasi Tionghoa di Jawa, yang diserap dari tradisi Betawi.