Benarkah Makan dengan Perlahan Bisa Efektif Turunkan Berat Badan? Ini Kata Ahlinya

By Winggi, Rabu, 14 Februari 2018 | 08:30 WIB
Makan perlahan bisa turunkan berat badan (istock) (Winggi)

NOVA.id- Cara menurunkan berat badan cukup beragam. 

Mulai dari diet, latihan fisik, hingga mengonsumsi suplemen tertentu. 

Meski hal tersebut mudah, tetapi banyak orang malas melakukannya. 

Untuk membantu turunkan berat badan, ada cara lain yang bisa kita lakukan yakni dengan makan pelan-pelan. 

(Baca juga: Ternyata Ini Pentingnya Kenalkan Learning Buddy pada Buah Hati)

Hal ini diungkapkan oleh sebuah studi baru, melansir Nypost.

Para peneliti mengatakan jika makan terlalu cepat justru akan memicu obesitas. 

"Makan dengan cepat dapat mempengaruhi perubahan obesitas dan lingkar pinggang," kata pasangan penelitian dari Universitas Kyushu Jepang di jurnal BMJ Open.

"Intervensi yang bertujuan mengurangi kecepatan makan mungkin efektif dalam mencegah obesitas dan menurunkan risiko kesehatan terkait."

(Baca juga: Ditangkap di Rumahnya, Polisi Amankan 2 Jenis Narkoba dan 1 Obat Terlarang dari Fachri Albar)

Penelitian ini melibatkan hampir 60.000 orang Jepang dan hasilnya menunjukkan bahwa kelompok slow-eating memiliki lingkar pinggang rata-rata yang lebih kecil, indeks massa tubuh rata-rata 22,3, dan orang gemuk yang lebih sedikit.

Sebagai perbandingan lebih dari 44 persen kelompok makan cepat memiliki tubuh gemuk dengan indeks massa tubuh (BMI) rata-rata 25. 

Organisasi Kesehatan Dunia menganggap seseorang dengan indeks massa tubuh 25 disebut sebagai kelebihan berat badan dan 30 atau lebih tinggi mengalami obesitas. 

(Baca juga: So Sweetnya! Verrell Bramasta Beri Kejutan Spesial untuk Natasha Wilona di Hari Valentine! Waduh...Sampai Dicium Juga nih?)

"Hasil utama menunjukkan bahwa penurunan kecepatan makan dapat menyebabkan penurunan obesitas dan BMI," mereka menemukan.

Penelitian tersebut juga menunjukkan jika perubahan dalam kebiasaan makan bisa memperngaruhi obesitas, BMI, dan lingkar pinggang. 

Subjek penelitian secara keseluruhan yakni 59.717 individu yang didiagnosis dengan diabetes tipe-2, dimana kondisi kronis yang mempengaruhi orang-orang di usia dewasa yang kelebihan berat badan. 

(Baca juga: Foto Kenangan dan Pesan Mengharukan Ashanty untuk Sang Kakak yang Meninggal Mendadak: Love You, Sudah Kumpul Sama Papa Mama...)

Simon Cork, dari Imperial College London, mengatakan kepada Agence France-Presse bahwa penelitian tersebut "mengkonfirmasikan apa yang telah kita yakini: bahwa makan dengan perlahan dikaitkan dengan kenaikan berat badan lebih sedikit daripada makan dengan cepat."

Mengacu pada metode penelitian, bagaimanapun, dia memperingatkan bahwa mengandalkan peserta sendiri untuk menilai apakah mereka makan dengan perlahan atau cepat adalah "sangat subjektif" dan mungkin akan mengurangi data.

Selain itu, tidak ada data tentang berapa banyak peserta yang benar-benar makan atau apakah mereka berolahraga selama penelitian.

(Baca juga: Hati-Hati, 4 Hal Ini Bisa Memicu Infeksi Saluran Kemih, Nomor 1 Sering Kita Lakukan!)

Penelitian ini juga menunjukkan faktor lain yang dapat membantu orang menurunkan berat badan - termasuk menghentikan makanan ringan setelah makan malam dan tidak makan setidaknya dua jam sebelum tidur.

Termasuk melewati sarapan, itu tidak berpengaruh. (*)