Tidak banyak perubahan dari bentuk asli rumah yang didirikan pada tahun 1927 itu, kecuali atapnya.
(Baca juga: Musim Panas Bikin Rambut Mudah Lepek dan Kering, Ini 5 Tips Menjaga Kecantikannya)
Bagian lain seperti bentuk rumah bahkan pintunya masih sama seperti saat dulu digunakan oleh Soekarno.
Di rumah ini kita dapat melihat berbagai perlengkapan rumah tangga yang dulunya digunakan oleh Bung Karno.
Dari mulai lemari, kursi ruang tamu hingga kasur yang menjadi alas tidur Soekarno saat beristirahat.
Berkunjung ke tempat ini akan membawa kita ke suasana pada masa-masa penjajahan Belanda dulu.
(Baca juga: Tinggal 10 Tahun di Hotel Bersama 5 Anak Adopsi, Wanita Ini Habiskan Biaya Sekitar Rp 12 Miliar)
4. Mempelajari Budaya Menenun Perempuan Ende
Tidak hanya menyuguhkan tempat-tempat wisata yang cantik, kita juga bisa mempelajari budaya menenun khas perempuan Ende, yaitu Zawo.
Hasil tenunan yang berukuran cukup panjang seperti sarung ini dikenakan oleh kaum perempuan.
Umumnya, masyarakat membuat tenun Ende dengan berbagai motif dan jenis yang jika dilihat sekilas tidak jauh berbeda dengan motif dan jenis kain tenun dari daerah lain di NTT.
Setelah selesai mempelajari proses menenun, tentu saja kita bisa membawa pulang hasil tenunan sendiri ke rumah.