Wah, Jangan Sampai Melakukan 5 Kesalahan Mengatur Dana Pendidikan Anak Ini!

By Dionysia Mayang Rintani, Jumat, 16 Maret 2018 | 04:15 WIB
Wah, Jangan Sampai Melakukan 5 Kesalahan Mengatur Dana Pendidikan Anak Ini! (Dionysia Mayang)

NOVA.id – Biaya pendidikan anak merupakan hal yang harus kita perhatikan saat merencanakan rumah tangga.

Apalagi, tentu kita ingin memberikan fasilitas pendidikan yang layak untuk anak kita.

Tidak hanya semakin mahal setiap tahunnya, semakin tinggi jenjang pendidikan pun biayanya akan semakin mahal.

(Baca juga: Bukan Bikin Gemuk, Tiduran Setelah Makan Kenyang Bisa Memicu Stroke!)

Seringkali, karena biaya pendidikan anak yang terbilang mahal, orang tua pun harus mengorbankan kebutuhan lain demi bisa menyekolahkan anaknya di tempat terbaik.

“Menyiapkan dana pendidikan bukan berarti harus mengorbankan kebutuhan lainnya, seperti deana pensiun, aset aktif, modal usaha, dan lainnya,” ujar Yasmeen Danu, seorang perencana keuangan dari QM Fianncial.

Menurutnya, ada beberapa hal yang semestinya tidak dilakukan orang tua terkait persiapan dana pendidikan anak.

(Baca juga: Pro Kontra Tayangan Alay, Ini Komentar Para Selebriti Tanah Air)

Tidak Memulai Sedini Mungkin

Dana pendidikan merupakan tujuan finansial yang memiliki jangka waktu yang tidak dapat ditunda.

Semakin bertambah usia anak, tentu saja akan semakin berkurang waktu yang kita punya untuk mempersiapkan dana pendidikannya.

Investasilah lebih awal, maka akan memiliki banyak waktu agar uang kita bekerja dengan maksimal.

(Baca juga: Tampil Cantik dan Percaya Diri, Inilah Makeup Tepat untuk si Kacamata)

Menggunakan Referensi Zaman Dahulu

Tidak sedikit orang tua zaman sekarang masih menggunakan pengalaman pribadinya sebagai referensi dalam mendidik anak-anaknya.

Boleh saja, mendidik anak seperti ketika orang tua kita mendidik kita dulu.

Namun, berkaitan dengan finansial, bisa jadi referensi zaman dahulu justru tidak cocok untuk kita karena ada faktor inflasi yang harus dipertimbangkan.

“Kalau kita menggunakan pengalaman sebagai referensi dan tidak membandingkan target dana yang mau dicapai, kemungkinan dana yang kita siapkan tidak bisa memenui kebutuhan biaya pendidikan anak-anak,” kata Yasmeen.

(Baca juga: Meski Sepele, Saat Cuci Tangan Kita Kerap Melakukan Kesalahan loh, Salah Satunya Terburu-buru!)

Salah Membeli Produk

Asuransi dan tabungan pendidikan rasanya sudah tidak asing lagi, ya.

Istilah pendidikan banyak dimasukkan dalam strategi pemasaran untuk produk keuangan.

Boleh saja kita menggunakan produk-produk tersebut, asal kita mengerti betul isinya dan membeli sesuai kebutuhan.

Namun sayangnya, banyak orang yang membeli produk semacam ini hanya karena ada kata pendidikan di belakangnya, tanpa memahami produknya.

Menurut Yasmeen, dalam perencanaan keuangan yang baik, produk keuangan akan melayani tujuan finansial kita dan bukan sebaliknya.

Pahami kebutuhan dan kemampuan finansial, baru mencari dan membeli produk yang sesuai.

(Baca juga: Sering Salah, Ternyata Ini Langkah Tepat Saat Mencuci Wajah)

Berhutang

Sama dengan produk keuangan dengan istilah pendidikan di belakangnya, penawaran hutang pun demikian.

Berhutang merupakan solusi yang sering diambil para orang tua ketika membutuhkan dana cepat untuk menutupi kekurangan dana pendidikan.

Jika berhutang memang solusi yang harus diambil dan tidak ada pilihan lain, bijaklah memilih sumbernya dan kita harus memiliki rencana untuk membayar cicilannya.

(Baca juga: Wah, Jadi Tahanan Narkoba, Inilah Perubahan yang Terjadi pada Tubuh Jennifer Dunn)

Tidak Berdiskusi Dengan Anak

Pada usia berapa kita mulai melibatkan anak ketika memilih sekolah?

Pada umumnya, diskusi mengenai hal ini akan dialami ketika anak sudah mendekati jenjang pendidikan yang dimaksud, misalnya ketika anak akan masuk kuliah.

Keputusan mengambil universitas dan jurusan tujuan akan mempengaruhi berapa biaya yang akan dibayar.

(Baca juga: Paksa Masuk Indekos, Kuskus dan Teman-temannya Nekat Lakukan Pencurian Hingga Perkosa Korban dengan Cara Keji)

Ada baiknya kita melibatkan anak dalam berdiskusi agar universitas yang dipilih sesuai dengan kemampuan finansial kita.

“Perlu diingat, biaya pendidikan bukanlah satu-satunya komponen dalam pendidikan. Ada biaya hidup jika anak kita harus tinggal di kota lain. Ada juga biaya penunjang lain, seperti buku dan alat tulis. Lebih baik jika dana pendidikan yang disiapkan dapat digunakan untuk memenuhi sebagian biaya lain-lain tersebut,” jelas Yasmeen.(*)

Eveline