Lansia di Jepang Berbondong-bondong Lakukan Kejahatan Agar Dipenjara, Ternyata Ini Alasannya

By Amanda Hanaria, Rabu, 21 Maret 2018 | 07:30 WIB
Warga lansia di Jepang berolahraga bersama di lapangan kuil di Tokyo. Di Jepang, fenomena warga lansia yang melakukan kejahatan ringan meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir (Amanda Hanaria)

NOVA.id - Dalam beberapa tahun terakhir terdapat fenomena sosial yang tak biasa di Jepang, di mana penduduk lanjut usia (lansia) sengaja melakukan kejahatan ringan agar dapat dipenjara. 

Jepang memiliki penduduk lansia yang cukup besar, yakni lebih dari seperempat warganya berusia 65 tahun ke atas. 

Menurut Bloomberg, tingkat keluhan dan penangkapan yang melibatkan warga lansia tersebut meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir jika dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.

Baca juga: Wajib Disimak, Minum Ayamnya Punya Manfaat Bagi Kita Sekeluarga

Dilansir SCMP, satu dari lima tahanan di penjara Jepang merupakan warga lansia. 

Di banyak kasus, kejahatan yang mereka lakukan merupakan kejahatan ringan, seperti mengutil. 

Fenomena tak lazim ini diyakini berkaitan dengan beratnya kehidupan warga lansia di Jepang. 

Masih menurut Bloomberg, jumlah warga lansia di Jepang yang tinggal sendirian mengalami peningkatan hingga 600 persen antara 1985 hingga 2015. 

Pemerintah menemukan fakta bahwa separuh dari warga lansia yang ditahan karena mengutil tinggal sendirian dan 40 persen dari mereka mengaku sudah tidak memiliki anggota keluarga atau lama tidak bertemu. 

Bagi para warga lansia ini, kehidupan di penjara lebih baik daripada pilihan yang lain.

Baca juga: Belanja Produk Ritel Kekinian Hanya di Easy Shopping, Mudah dan Terpercaya!

"Mereka mungkin memiliki tempat tinggal, mungkin punya keluarga, tetapi mereka merasa tidak punya tempat di rumah," kata Yumi Muranaka, Kepala Sipir Penjara Khusus Wanita Iwakuni, kepada Bloomberg. 

Salah seorang wanita tahanan lansia mengatakan, mereka merasakan kehidupan sosial dan komunitas yang tidak mereka dapatkan saat di luar penjara.  "Saya lebih menikmati hidup saya di penjara. Selalu ada orang di sekitar dan saya tidak merasa kesepian. Saat saya bebas untuk kedua kalinya, saya berjanji tidak akan kembali." 

"Namun, ketika berada di luar, saya justru merasa kangen dengan kehidupan di penjara," ujarnya. 

Negara menghabiskan setidaknya 20.000 dollar AS (Rp 275 juta) per tahun untuk menjaga tahanan di penjara dan tahanan lansia membuat anggaran tersebut bertambah karena perlu perawatan dan kebutuhan medis.

Baca juga: Terungkap! Ternyata Inilah yang Jadi Penyebab Lala Karmela Belum Juga Menikah

Fenomena sengaja berbuat kejahatan agar ditahan sebenarnya tidak hanya terjadi di Jepang. 

Di negara lain, seperti AS, beberapa kasus menemukan pelaku yang sengaja berbuat kejahatan ringan agar ditahan demi mendapat perawatan kesehatan, menghindari cuaca dingin, atau agar bisa berhenti dari kecanduan narkoba. 

Meski demikian, fenomena ini di Jepang sudah sangat mengkhawatirkan. 

Pemerintah pun dituntut dapat mengatasinya dengan meningkatkan sistem kesejahteraan dan pelayanan sosial bagi warga lansia walaupun fenomena ini tidak akan dapat diatasi dalam waktu singkat. (*)

Agni Vidya Perdana/Kompas.com Sumber: SCMP