50 Juta Data Pribadi Pengguna Facebook Dicuri, Mark Zuckerberg Tuliskan Permintaan Maaf di Sebuah Halaman Koran

By Amanda Hanaria, Senin, 26 Maret 2018 | 10:00 WIB
Mark Zuckerberg Pilih Konsentrasi Pada Pekerjaan Daripada Khawatir Soal Donald Trump (Amanda Hanaria)

NOVA.id - Facebook mengakui sekitar 50 juta data pribadi penggunanya dicuri dan disalahgunakan oleh pihak ketiga, yakni firma analisis data Cambridge Analytica. 

Firma tersebut bekerja untuk kampanye pemenangan Donald Trump pada Pilpres 2016 lalu. 

Pekan lalu, CEO Facebook, Mark Zuckerberg, angkat bicara soal skandal ini melalui akun Facebook personalnya. 

Ia meminta maaf dan berjanji bakal memperbaiki sistem keamanan Facebook untuk melindungi privasi pengguna. 

Baca juga: Viral di Facebook, Netizen Bagikan Video Orang Gila Disiksa

Tak cukup lewat akun Facebook-nya, Mark Zuckerberg juga meminta maaf lewat satu halaman koran di beberapa media besar. 

Di antaranya New York Times, Wall Street Journal, dan Washington Post.

Permohonan maaf itu naik cetak untuk edisi Minggu (25/3). Isinya hanya lima paragraf pendek disertai tanda tangan Mark Zuckerberg. 

Baca juga: Wajib Disimak, Minum Ayamnya Punya Manfaat Bagi Kita Sekeluarga

“Anda mungkin sudah mendengar tentang aplikasi kuis buatan seorang peneliti yang membocorkan data pribadi jutaan pengguna Facebook pada 2014,” begitu pembukaan permohonan maaf Mark Zuckerberg. 

“Ini adalah pelanggaran kepercayaan, dan saya minta maaf kami tak berbuat lebih kala itu. Kami sekarang mengambil langkah agar kejadian seperti ini tak terulang lagi,” Zuckerberg menambahkan, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Senin (26/3), dari Ubergizmo. 

Adapun langkah yang dimaksud adalah menyetop operasional aplikasi pihak ketiga yang menghimpun terlalu banyak informasi pengguna. 

Baca juga: 2 Bulan Dianiaya Ibu Kandung Hingga Babak Belur, Beginilah Kondisi Bayi Calista yang Sekarat di Rumah Sakit

Facebook juga lebih gencar menyelidiki pergerakan aplikasi pihak ketiga. 

Pada penutupnya, Mark Zuckerberg berterima kasih kepada pengguna karena memberikan kepercayaan yang besar. 

Baca juga: Update Kondisi Terbaru Limbad, Keluarga: Sekujur Kulit Tubuhnya Mati Rasa

Ia berjanji akan melakukan hal yang lebih baik bagi pengguna.

Skandal Cambridge Analytica ini menjadi heboh setelah data pengguna Facebook yang dikumpulkan, diduga dipakai untuk mendukung pemenangan kampanye Donald Trump pada Pilpres AS 2016 lalu. 

Orang nomor satu di Facebook itu pun mengakui, butuh waktu berbulan-bulan serta anggaran berjuta-juta dollar AS untuk memperbaiki semua masalah kepercayaan keamanan pengguna ini. (*)

Fatimah Kartini Bohang/Kompas.com Sumber: Ubergizmo