Dramatis, Ini Kisah Asmara Inggit Garnasih, Soekarno, dan Fatmawati

By Alsabrina, Kamis, 7 Juni 2018 | 17:15 WIB
Inggit, Soekarno, dan Fatmawati (dok. istimewa)

NOVA.id – Siapa yang tidak kenal dengan Soekarno? Orator ulung, proklamator, sekaligus presiden pertama Indonesia. Hingga kini, namanya tak lekang oleh waktu.

Dibalik “garang”-nya sebagai pemimpin bangsa, ternyata terselip kisah asmara romantis dan dramatis Bung Karno.

Ya, sebagaimana diketahui, bung Karno selalu bersikap gently kepada perempuan, sehingga banyak yang kagum olehnya.

Begitu juga dengan kisah asmara antara Soekarno, Inggit Garnasih, dan Fatmawati yang dramatis.

Baca juga: Dari Ashanti Sampai Ariel Tatum, Inilah Deretan Artis Pemeran Langit 7 Bidadari

Sebelum menjadi istri dari Soekarno, Inggit Garnasih merupakan seorang ibu kos di kos-kosan yang Soekarno sewa di Bandung.

Waktu itu, Soekarno hanya mengagumi Inggit yang cantik. Soekarno “tak berani” untuk menyatakan cinta karena Inggit telah memiliki suami bernama Haji Sanusi dan Soekarno pun telah beristri, yakni Oetari Tjokroaminoto.

Namun, seperti sudah digariskan, pernikahan Inggit dan Haji Sanusi tak bahagia dan berakhir perceraian. Begitu pula dengan Soekarno dan Oetari. Hal ini membuat Bung Karno memberanikan diri untuk menikahi Inggit Garnasih.

Baca juga: Dari Kasusnya, Via Vallen Ajak untuk Para Perempuan Berani Speak Up

Setelah sekian tahun menikah, Bung Karno diasingkan ke Bengkulu dan di sinilah ia bertemu dengan Fatmawati. Usia mereka berdua terpaut 22 tahun dan membuat Fatmawati menganggap Soekarno sebagai ayahnya. Fatmawati begitu menghormati Soekarno.

Namun, rasa cinta Soekarno untuk Fatmawati terbaca oleh Inggit Garnasih. Inggit cemburu dan membuat hubungan keduanya memburuk.

Inggit pun menolak dipoligami, sehingga pada tahun 1943 Inggit diceraikan dan dipulangkan ke Bandung. Di tahun yang sama, Soekarno menikahi Fatmawati dan memberikannya 5 anak. Sedangkan bersama Inggit, Soekarno tidak dikaruniai anak.

Inilah kisah asmara dramatis yang terjadi antara Inggit, Soekarno, dan Fatmawati.