NOVA.id - Tak ada salahnya bagi kita untuk memanfaatkan libur Lebaran yang panjang dengan berkunjung ke tempat-tempat wisata di luar negeri.
Salah satunya adalah kota kecil penuh historis bernama Melaka.
Tak akan merasa bosan, justru ketika Sahabat NOVA berkunjung ke sini akan merasakan sensasi yang berbeda dari pemandangan alam dan nuansa kultur yang ada di kota ini.
Ini dia beberapa kegiatan yang bisa kita lakukan saat berkeliling di kota Melaka ini.
Baca juga: Seperti Ini Tampilan Elegan Caca Tengker Saat Lakukan Maternity Shoot
1. Belayar di Sungai Melaka
Banyak cara yang bisa kita lakukan bersama keluarga untuk menikmati Sungai Melaka ini.
Cara yang paling banyak dipilih turis—yang membawa keluarga—adalah dengan mengikuti Melaka River Cruise.
Selama 45 menit, Sahabat NOVA dan keluarga akan diajak menikmati histori Melaka denganmenggunakan perahu wisata.
Melaka River Cruise dimulai dari Spice Garden Jetty.
Di titik yang paling ujung ini kita akan melihat dari kejauhan bangunan yang menjadi ikon Melaka.
Stadthuys, namanya. Bangunan berwarna merah ini merupakan satu-satunya bangunan yang dibangun Belanda di kota Melaka, walaupun sebenarnya Belanda menguasai kota ini dari tahun 1641 hingga 1795.
Konon, Belanda mengabaikan Melaka dan sama sekali tidak membangun kota ini karena mereka memusatkan pembangunan di Batavia yang merupakan pusat kekuatan administrasi dan militer mereka.
Stadthuys—yang lebih dikenal dengan nama Red Building—ini dibangun Belanda di bekas benteng Portugis, dengan konsep dan gaya arsitektur yang mirip dengan Stadhuis, sebuah bangunan yang ada di Frisian Town of Hoorn di Belanda.
Baca juga: Meski Baru, Baju Lebaran Juga Harus Dicuci loh, Ini Alasannya!
Bangunan ini didirikan sebagai pusat administrasi pemerintahan Belanda, namun kini, bangunan berlantai dua itu difungsikan sebagai Museum Sejarah Melaka dan Ethnography Museum.
Selain bangunan bergaya Belanda tadi, di sepanjang sungai kita juga bisa melihat bangunan-bangunan hasil akulturasi budaya Melayu dengan Tiongkok, yang dikenal dengan nama budaya Cina Peranakan.
Bangunannya khas, dengan atap agak melengkung di ujung, yang sering ditemukan pada rumah-rumah di pecinan.
Beberapa bangunan masih asli, beberapa lagi sudah direstorasi dan diubah fungsinya menjadi kafé ataupun penginapan.
Yang menarik, sebagian besar dinding bangunan yang menghadap sungai dicat dengan warna-warna cerah, bahkan ada yang dihiasi dengan mural-mural unik yang cocokdijadikan tempat untuk mengabadikan foto bersama keluarga.
Menjelang ujung dermaga, kita akan melihat beberapa jembatan restorasi yangdibangun sejak zaman Belanda, antara lain Jembatan Kampung Jawa, jembatan yang dulunya memang digunakan oleh orang-orang yang berasal dari Pulau Jawa, Indonesia.
Baca juga:Nina Zatulini Hamil Anak ke 2, Sang Suami Umumkan Melalui Instagram Stories
2. Jelajah Sejarah Melaka
Setelah puas menyusuri sungai, masih ada beberapa bangunan dan objek wisata yangsebaiknya disambangi agar bisa melihatnya lebih dekat.
Enaknya, kebanyakan objek wisata ini terletak tak jauh dari Spice Garden Jetty sehingga tak terlalu memakan waktu dan tenaga.
Kunjungan bisa dimulai dari Stadthuys, bangunan merah yang sebelumnya sudah terlihat dari perahu.
Di bangunan yang konon aslinya berwarna putih ini kita bisa mengunjungi museum dan mempelajari sejarah Melaka.
Setelah itu, dakilah bukit kecil yang ada di belakang Stadthuys.
Dari sana, akan terlihat pelabuhan Melaka di kejauhan.
Di bukit ini juga terdapat St. Paul Church, sebuah reruntuhan gereja peninggalan bangsa Portugis.
Saat kedatangan Belanda, bangunan gereja yang dulunya bernama Igreja de Madre de Sus (Chapel of Mother of God) ini awalnya benar-benar digunakan sebagai gereja.
Namun setelah Christ Church (gereja yang ada di sebelah Stadthuys) terbangun, gereja ini dipakai sebagai pekuburan.
Kini, makam tersebut telah direlokasi dan nisan-nisan bekas makam Portugis tersebut kini dipajang di dinding gereja.
Di depan gereja terdapat patung St. Francis Xavier, misionaris asal Portugis yang memerintahkan untuk membangun gereja ini.
Uniknya, patung ini tidak memiliki lengan kanan.
Konon, sehari setelah patung diletakkan (di tahun 1952), ada sebuah pohon yang tumbang, menimpa patung dan menghancurkan tangan kanan patung ini.
Baca juga: Autis Tak Menghalangi Seorang Anak Gadis untuk Berpetualang Menikmati Dunia
3. Wisata Kuliner di Jonker Street
Walaupun sudah bisa melihat bangunan bergaya Tiongkok di sepanjang sungai, untuklebih merasakan lagi atmosfer Tiongkok Peranakan, jangan ketinggalan berkunjung keJonker Street.
Jalan yang kini bernama Hang Jebat ini dipenuhi toko-toko yang menjual berbagai aksesori khas Tiongkok Peranakan.
Di dekat Jonker Street juga ada Baba Nyonya Heritage Museum yang dibuka untuk umum.
Museum ini tadinya adalah sebuah rumah milik saudagar kaya asal Tiongkok bernama Chan yang tinggal di sini sejak tahun 1861.
Di sini, kita bisa melihat interior asli rumah yang megah dan mewah sambil membayangkan bagaimana kehidupan saudagar kaya di masa itu.
Untuk menutup perjalanan yang menyenangkan ini, mari kita berwisata kuliner di Jonker Street.
Ya, di akhir pekan, Jonker Street ini berubah menjadi pasar malam yang menyediakan aneka makanan dan minuman khas Melaka, seperti cendol durian, asam pedas, ataupun chicken rice ball.
Bagi pencinta durian, jangan lupa mencicipi makanan yang merupakan perpaduan antara budaya Eropa dengan Melayu, yakni durian puff. Rasanya? Yummy! Kenangan Andapasti akan semakin indah.(*)
(Rahma Yulianti)