NOVA.id - Bila dilihat dari luar, Istana Buckingham terlihat seperti rumah impian.
Kita membayangkan di dalamnya terdapat banyak lukisan mahal dan barang-barang mewah.
Namun kenyataannya, jauh dari bayangan kita.
(Baca Juga: Sebut Dirinya Butuh Bodyguard, Ternyata Begini Alasan Syahrini)
Kabel elektrik, pipa, serta pemanasnya belum diperbarui sejak 1950-an.
Ada risiko nyata kebakaran dan banjir yang dapat merusak istana.
Hal ini sangat tidak efisien dari segi energi.
(Baca Juga: Berita Duka, Ayah dari Michael Jackson Tutup Usia di Umur 89 Tahun)
Selama bertahun-tahun, ada desas-desus bahwa di masa depan, keluarga kerajaan tak akan tinggal di dalam istana Buckingham.
Selain itu, September lalu, The Sunday Times mempublikasikan laporan bahwa Pangeran Charles ingin tinggal di Clarence House ketika ia menjadi raja kelak.
Sementara itu, sejak 2016 telah diumumkan rencana untuk merenovasi istana.
(Baca Juga: Andre Taulany Ajak Keluarga Liburan di Bali Hanya untuk Main Air?
Namun detail terbaru dirilis kemarin (28/6) di laporan tahunan Sovereign Grant.
Laporan tersebut mengungkapkan budaya finansial kerajaan.
“Program reservicing menghadirkan peluang unik untuk inovasi dan investasi di salah satu bangunan bersejarah paling bergengsi dan ikonis di dunia, melestarikannya untuk generasi mendatang,” tulis Keeper of the Privy Purse Sir Michael Stevens.
(Baca Juga: Salut! Begini Cara Suami Nia Ramadhani Ajarkan Anak agar Rendah Hati)
Pada 2017, mereka mulai menjalankan rencana empat tahap.
Tahap pertama yang berjalan baik termasuk memindahkan staf keluar dari East Wing ke "ruang kerja kolaboratif" dan menghapus karet atau kabel yang berbahaya.
Kabel tersebut dianggap menghadirkan risiko kebakaran terbesar.
Oleh karena itu, pemindahan dan renovasi sangat penting. (*)