NOVA.id - Jika Sahabat ke Kota Manado, Sulawesi Utara, sempatkanlah untuk berkunjung ke Desa Woloan, Kecamatan Tomohon Barat, Kotamadya Tomohon.
Di kota sejuk yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Manado ini kita bisa menyaksikan rumah adat Minahasa berupa rumah panggung yang kini telah menjadi industri kreatif.
Industri kreatif ini sudah berlangsung di Woloan sejak dekade 1970.
Awalnya warga membangun rumah panggung secara gotong-royong sehingga hasilnya pun lebih cepat dan megah.
Rupanya kegiatan ini menarik perhatian masyarakat dari luar Tomohon, banyak yang berminat untuk membelinya.
Baca juga: 6 Hal Ini Akan Buat Rambut Tetap Sehat dan Berkilau Meski Diwarnai
Sejak saat itu, selain mengandalkan kehidupan dari bercocok tanam di lahan pertanian, masyarakat di sekitar Tomohon mulai beralih profesi menjadi tukang kayu.
Sebagai putra asli Tomohon, sejak masa mudanya Vicentius Ngala telah berkeinginan untuk melestarikan rumah panggung Minahasa, sehingga ia memilih Jurusan Bangunan saat mengenyam pendidikan di Sekolah Teknik Menengah (STM).
Setelah merantau lebih dari 5 tahun, ia kembali ke Woloan dan menikah dengan Theresia, seorang guru.
“Setelah menikah, istri melarang saya merantau. Dia menganjurkan buka usaha saja,” kenang Vincent yang mengaku sempat ragu untuk memulai usahanya secara mandiri.
Baca juga: Tips Tubuh Sehat Walau Sibuk Kerja dan Banyak Duduk yang Mudah Dilakukan
Namun melihat keberhasilan para tetangga yang menjalani bisnis pembuatan rumah panggung Minahasa, Vincent tergerak untuk memulai usaha sejenis.
“Saya memulai usaha dengan modal tenaga dan sebilah gergaji untuk mencari kayu di hutan,” papar Vincent yang membutuhkan waktu hingga berhari-hari untuk mencari kayu di hutan.
Pada awalnya Vincent hanya mencari kayu di hutan untuk kemudian disetor kepada para pengrajin rumah di Woloan.
“Hasil penjualan kayu saya kumpulkan untuk dijadikan modal,” tambah Vincent.
Setelah mendapatkan modal yang cukup, ia kemudian mulai membeli kayu dari orang lain dan mencoba mengolahnya sendiri.
Baca juga: Renovasi Rumah Tak Sekadar Membangun, Yuk, Tiru Inspirasi Seperti Ini!
Selanjutnya hasil dari olahannya tersebut dijual kepada para pengrajin dan ternyata mendapatkan respon yang bagus.
Usaha sebagai penyuplai kayu dilakoni sekitar 3 tahun.
Setelah merasa cukup baik modal maupun keterampilan, ia mulai berbisnis rumah panggung.
“Lama-lama saya memberanikan diri membuat rumah. Saya mulai dengan rumah satu kamar berukuran 6x7 meter. Rumah itu saya kirim ke daerah Cibogo, Jawa Barat, dengan harga Rp800 ribu pada tahun 1987. Sekarang, sih, harganya sudah mencapai hampir Rp100 juta,” tutur Vincent.(*)
(Tumpak Sidabutar)