Pakai SKTM, Ternyata Siswa Ini Punya Mobil, Begini Reaksi Pihak Sekolah

By Juwita Imaningtyas, Kamis, 12 Juli 2018 | 10:45 WIB
SKTM tak sesuai rugikan banyak pihak (World Stocks Studio)

NOVA.id - Di Jawa Tengah, Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang tidak sesuai atau palsu masih ditemukan.

Dilansir dari Kompas.com, hingga Senin (10/7) kemarin dari 148.892 SKTM yang dilampirkan, sebanyak 78.065 SKTM di antaranya terpaksa dibatalkan.

Salah satu SKTM yang tak sesuai terjadi di SMAN 1 Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

(Baca juga: Meghan Markle dan Pangeran Harry Pamer Kemesraan Saat Hadiri Ulang Tahun Angkatan Udara)

Satu orang siswa di sekolah tersebut akhirnya terpaksa didiskualifikasi dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Wakil Kepala SMAN 1 Ungaran Hari Murti menjelaskan bahwa pihak panitia melakukan survei langsung ke rumah peserta PPDB.

Namun pihaknya menemukan kenyataan yang mengejutkan.

(Baca juga: Manisnya Putri Charlotte Beri Hormat Saat Pesawat RAF Aircraft Melintas)

"Ternyata rumahnya besar, punya mobil. Jadi SKTM-nya kami tolak," kata Hari Murti, Selasa (10/7).

Ia pun mengatakan bahwa bila diketahui peserta PPDB menggunakan SKTM tak sesuai atau palsu, panitia akan mendiskualifikasi peserta dari kepesertaan PPDB.

Kehadiran SKTM palsu dan tidak sesuai memang telah meresahkan masyarakat termasuk para orang tua yang tidak melampirkan SKTM.

(Baca juga: Tasya Kamila Tampil Anggun Berbalutkan Busana ala Perempuan Minang)

Misalnya saja SN (40), warga kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.

Ia mengaku gundah melihat banyaknya pendaftar yang menggunakan SKTM.

Menurutnya, banyak orang tua siswa yang tidak membawa SKTM teralimi oleh aksi orang tua siswa yang membawa SKTM tak sesuai.

(Baca juga: Ini Kata-Kata Romantis Alyssa Soebandono Untuk Dude Harlino , Ternyata Begini Arti Keluarga Bagi Icha)

Terlebih lagi, yang mendaftar itu tidak hanya orang tua kategori tidak mampu.

"Mestinya kalau bawa SKTM yang orang tuanya punya KIS, KIP tapi faktanya banyak mereka yang membuat surat keterangan miskin dari RT, RW, kelurahan dan kecamatan supaya anaknya diprioritaskan masuk ke sekolah," ujar SN saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (11/7).

SN pun akan melaporkan temuan itu ke pos pengaduan PPDB itu, sembari berharap orangtua siswa menarik SKTM yang tidak sesuai dengan faktanya. (*)