Peningkatan ini bahkan bisa mencapai dua kali lipat.
Perlu kita ketahui, secara umum orang dewasa memiliki kemungkinan 12 persen untuk mengalami penyakit ini.
Penulis utama studi dan peneliti asal University of Melbourne, Sean G Byars, PhD, mengatakan, hasil kami menunjukkan isu penting, apakah manfaat dari operasi melebihi risiko morbiditas jangka pendek dan jangka panjang?
(Baca juga: Ratu Terima Kunjungan Seorang Diri, Para Pangeran Tolak Bertemu Trump?)
Asosiasi risiko jangka panjang yang kami temukan memberikan perspektif baru untuk dipertimbangkan.
Akan tetapi, beberapa dokter THT, termasuk Drs. Nikhila Raol dan Steven Goudy dari Emory University School of Medicine yang diwawancarai oleh Healthline, Kamis (14/6), mengingatkan pentingnya berhati-hati dalam menggunakan statistik sebagai argumen.
Raol berkata bahwa hasil ini hanya menunjukkan kepentingan statistik bukan klinis.
(Baca juga: Awas, Ini 4 Dampak Buruk Pada Karier Jika Sembarangan Unggah Konten di Sosmed!)
Goudy juga mempertanyakan mengapa tidak ada satu pun dokter medis yang terlibat dalam studi.
Lalu, keduanya juga mengkritisi pemilihan data yang digunakan untuk membuat kesimpulan.
Pasalnya, data tidak memasukkan alasan dibalik operasi tersebut.
“Kebanyakan orang tidak masuk ke klinik dan minta tonsilnya diangkat tanpa alasan. Laporan ini tidak mendiskusikan hal tersebut,” ujar Goudy.(*) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amandel Anda Sudah Diangkat? Ada Kabar Buruk dari Para Ilmuwan