NOVA.id - Gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, MMinggu, 5 Agustus 2018 lalu.
Berdasarkan laporan BMKG, sekitar 127 gempa susulan terjadi hingga Senin, 6 Agustus 2018 kemarin.
Nah, usai terjadi gempa yang kencang tersebut, tentunya banyak bangunan termasuk rumah tinggal yang hancur atau roboh lantaran tidak memiliki teknologi rumah anti gempa.
Padahal, sejatinya tinggal di kawasan yang sering dilanda gempa, kita harus menyadari bahwa struktur bangunan anti gempa sangat diperlukan.
Hal ini sebenarnya sudah dibuktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia yang ternyata memiliki teknologi rumah tahan gempa yang terwujud dalam rumah vernakular atau rumah tradisional.
(Baca juga: Komentar dari Warganet Ini Mendapat Nyinyiran Pedas dari Rossa)
Dikutip dari LIPI, rumah vernakular merupakan bangunan yang khas, unik, berbeda dengan yang lain.
Teknologi bangunan pada rumah vernakular menjaga bangunan tetap berdiri, aman dihuni, dan tahan terhadap bencana alam seperti gempa, angin ribut, banjir, dan tsunami.
Agar lebih mengerti, yuk tengok contoh rumah vernakular atau rumah tradisional tahan gempa berikut ini.
1. Rumah Sunda
Rumah tradisional Sunda salah satunya adalah rumah penduduk Kampung Naga.
Rumah tersebut struktur bangunannya menggunakan bambu sehingga ketika terjadi guncangan gempa, bangunan hanya begoyang dan tidak mengalami kerusakan.
Belum lagi atapnya yang berupa ijuk atau sirap relatif lebih ringan bila dibandingkan dengan atap genteng.
Dilansir dari Kompas.com, ketika gempa yang terjadi di Tasikmalaya pada tahun 2009, rumah penduduk Kampung Naga tetap utuh dan tidak ada kerusakan.
(Baca juga: 5 Cara Kelola Gaji Pas-pasan agar Hasrat Traveling Tetap Tersalurkan)
2. Rumah Aceh
Rumah tradisional Aceh atau rumoh Aceh merupakan rumah bertipe rumah panggung yang tahan gempa.
Dikutip dari Banda Aceh Tourism, rumoh Aceh luput dari kerusakan atau roboh ketika gempa 9,2 skala richter melanda Aceh pada 26 Desember 2004.
(Baca juga: Hati-hati! Jangan Lakukan 6 Kesalahan Ini dalam Memakai Blush On)
Menurut Widosari, dalam Mempertahankan Kearifan Lokal rumoh Aceh dalam Dinamika Pasca Gempa & Tsunami, kunci kekokohan dan keelastisan rumoh Aceh adalah pada hubungan antar struktur utama yang saling mengunci, hanya dengan pasak dan bajoe, tanpa paku serta membentuk kotak tiga dimensional yang utuh (rigid).
Keelastisan ini menyebabkan struktur bangunan tak mudah patah, namun hanya terombang-ambing kanan kiri saat gempa, kemudian tegak dan selanjutnya jatuh kembali ke tempat semula.(*)
Artikel ini telah tayang di iDEAOnline dengan judul "Ternyata Aristektur Asli Indonesia Tahan Terhadap Gempa, Yuk Lihat Contohnya"