Ini Alasan Mengapa Sebaiknya Jangan Minum Minuman Manis Setelah Makan Daging

By Dionysia Mayang Rintani, Rabu, 22 Agustus 2018 | 21:30 WIB
ilustrasi daging (satyabazar.com)

NOVA.id – Setelah kenyang makan, biasanya kita akan memilih minuman manis sebagai penyegarnya.

Namun sebaiknya, segera berhenti dari kebiasaan tersebut, ya.

Makanan tinggi protein seperti steak, ayam panggang, telur rebus, olahan kacang, dan makanan tinggi protein lainnya juga jadi favorit bagi mereka yang sedang membangun massa otot atau sedang diet.

(Baca juga: Bikin Ngiler, Begini Cara Memasak Iga Sapi yang Lezat, Cobain yuk!)

Sayangnya, manfaat dari diet tinggi protein justru gagal bila kita juga mengonsumsi berbagai minuman dengan kadar gula tinggi seperti soda, teh manis, minuman kemasan, dan bahkan jus buah.

Inilah mengapa kita sebaiknya tidak mengonsumsi minuman manis bersamaan dengan makanan kaya protein.

Minuman yang mengandung gula tinggi dapat mengacaukan metabolisme tubuh (sehingga membuat tubuh cepat gemuk) saat dipasangkan dengan makanan berprotein tinggi, sebuah studi menunjukkan.

(Baca juga: Ucapkan Selamat Idul Adha, Penampilan Nagita Slavina Jadi Sorotan)

Sebuah studi baru yang terbit di jurnal BMC Nutrition tersebut mulanya berangkat dari pertanyaan “Apa yang terjadi saat kita menggabungkan makanan sehat dan minuman yang tidak sehat? Apakah efek negatifnya lebih besar ketimbang efek positif?”

Dalam penelitian tersebut, para periset menemukan apa yang terjadi saat kita mencampur sesuatu yang manis dengan makanan kaya protein.

Hasilnya adalah penggemukan tubuh.

(Baca juga: Wah, Keluarga Ashanty dan Anang Modis Saat Datangi Penyembelihan Kurban)

Periset mengumpulkan 27 orang dewasa muda dengan berat badan yang sehat dan melibatkan mereka ke dalam dua studi 24 jam.

Setelah semalaman berpuasa, peserta diberi dua porsi makanan yang masing-masing mengandung 15 persen protein dan 30 persen protein.

Setiap makanan mengandung 500 kalori dan 17 gram lemak, dan salah satu porsi makan dipasangkan dengan minuman manis.

(Baca juga: Imut! Begini Inspirasi Paduan Kaus Kaki Lucu dengan Sepatu Feminim)

Selama penelitian, peserta studi ditempatkan di ruang kalorimeter, yaitu ruangan yang dapat mengukur aktivitas, oksigen, karbon dioksida, temperatur, dan tekanan untuk mengetahui pengeluaran energi dan pengolahan nutrisi oleh tubuh.

Hasil menunjukkan, saat peserta diberi satu porsi makanan dengan minuman manis, terjadi penurunan oksidasi lemak dalam tubuh, yaitu sebuah proses penting dalam pembakaran lemak.

"Kami terkejut dengan dampak minuman manis pada metabolisme saat dipasangkan dengan makanan berprotein tinggi," kata pemimpin penelitian Shanon Casperson, Ph.D., ahli biologi penelitian di Pusat Penelitian Nutrisi Manusia di Grand Forks AS. "Kombinasi ini juga meningkatkan keinginan makan makanan gurih dan asin selama empat jam setelah makan."

Studi tersebut menunjukkan bahwa memasangkan minuman manis dengan makanan tinggi protein dapat mempengaruhi asupan dan keseimbangan energi.

"Di sisi asupan, energi tambahan dari minuman manis tidak membuat orang merasa lebih kenyang," kata Casperson. "Di sisi pengeluaran, kalori tambahan dari minuman manis tidak mudah dikeluarkan tubuh dan justru menyebabkan penurunan pembakaran lemak.” (*)

(Ayunda Pininta/Kompas.com)