Dear Haters, Ini Pengorbanan Atlet untuk Indonesia yang Tak Pernah Kalian Ketahui

By Alsabrina, Senin, 27 Agustus 2018 | 13:00 WIB
Anthony Ginting (Youtube Channel Indosiar)

NOVA.id – Bermula pada pertandingan Anthony Ginting pada laga final bulutangkis beregu Asian Games 2018 ketika bertemu dengan tunggal putra China, Shi Yuqi, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (22/08/18) lalu.

Kala itu, Anthony Ginting harus menyerah di set ke-3 dikarenakan mengalami kram pada kakinya. Hal ini menuai sorotan dari publik yang hadir maupun yang menyaksikan dari layar kaca.

Mirisnya, masih banyak orang yang justru membully keadaan Anthony Ginting waktu final bulutangkis beregu tersebut. Anthony Ginting kerap mendapat cibiran dari warganet di media sosialnya.

Namun, tahukah Sahabat Nova? Ada banyak momen penting yang tak dilalui atlet ketika mereka sedang dikarantina maupun sedang bertanding membela Tanah Air.

Untuk haters, ini pengorbanan atlet Indonesia yang tak pernah kalian ketahui.

(Baca juga: Diangkat Jadi PNS, Jonatan Christie Beri Pesan Menyentuh untuk Para Orang Tua)

  1. Defia Rosmaniar, Atlet Taekwondo

Defia Rosmaniar (Instagram @defiarosmaniar)

Sumbangan medali emas pertama untuk Indonesia lahir dari atlet taekwondo, Defia Rosmaniar. Ini menjadi kebahagiaan  awal bagi Indonesia di Asian Games 2018.

Siapa sangka, Defia Rosmaniar harus merelakan dirinya tidak hadir pada pemakaman ayah tercinta pada bulan maret 2018 lalu.

Ya, sang ayah meninggal dunia ketika dirinya sedang berlatih taekwondo di Korea Selatan.

"Jadi pas pemakaman enggak datang. Yasudah enggak apa-apa," ujar Defia Rosmaniar.

(Baca juga: Raih Emas, Inilah 5 Fakta Aqsa Aswar Atlet Jetski Kebanggaan Indonesia)

  1. Tanzil Hadid, Atlet Dayung

Medali emas juga berhasil disabet oleh tim cabang olahraga Dayung LM8+ Putra. Tanzil Hadid, salah satu atlet tim dayung harus rela tak menyaksikan momen berharga dalam hidupnya, yakni ketika sang istri melahirkan putra pertamanya.

Tanzil bercerita bahwa dirinya mengikuti pelatnas pada bulan Mei dan sang istri melahirkan pada bulan Juni.

"Saya ingin segera pulang, ingin ketemu sama anak saya. Sejak dilahirkan bulan Juni lalu saya belum pernah ketemu dan belum pernah melihat langsung, apalagi menyentuhnya," kata Tanzil.

Tanzil pun mengaku rindu kepada orang tua, sang istri, dan si kecil, Zafran Hafis Alhadid.

"Sangat rindu dengan keluarga, tapi rindu itu jadi cambuk untuk meraih juara siang ini. Alhamdulillah berhasil."

(Baca juga: Sportif Meski Kalah, Tontowi Ahmad - Liliyana Natsir: Enggak Bisa Matiin Mereka)

  1. Aries Susanti, Atlet Panjat Tebing

Aries Susanti Rahayu, atlet panjat tebing (dok. kompas.com)

Menjadi atlet tidaklah mudah. Begitu juga yang dialami oleh Aries Susanti, atlet panjat tebing Indonesia yang meraih medali emas.

Untuk menjadi atlet seperti sekarang, Aries merelakan dirinya untuk tidak kuliah sementara demi menggeluti dunia panjat tebing.

Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) ini meninggalkan pendidikan semester 3-nya.

Walau begitu, ia berharap setelah Asian Games 2018 ini, ia bisa kembali melanjutkan kuliahnya di Unimus.

"Kalau bisa, mau saya lanjutkan sehabis Asian Games. Kalau tidak (bisa) ya saya kuliah lagi," imbuh Aries.

(Baca juga: Sempat Menoleh dan Cengengesan ke Arah Atlet Arab Saudi, Alasan Lalu Zohri Kocak Banget!)

  1. Maharani Ardi, Atlet Tembak

Maharani Ardi, atlet tembak Indonesia mempunyai kisah panjang dalam keikutsertaan dirinya dengan tim tembak lainnya di Asian Games 2018 ini.

Maharani bercerita bahwa dirinya masuk ke dalam kontingen Indonesia pada menit-menit terakhir dan harus mengeluarkan biaya pribadi pada pesta olahraga se-Asia ini.

“Ini ajang empat tahun sekali dan sekarang Indonesia tuan rumah, mungkin belum tentu 50 tahun lagi kita dipilih lagi. Jadi demi Merah Putih apa saja akan saya lakukan,” ujar Maharani Ardi.

(Baca juga: Raih Medali Perak, Emilia Nova: Kalau Mati ya Mati Sekalian...)

  1. Rifki Ardiansyah Arrosyiid, Atlet Karate

Satu medali emas disumbangkan dari cabang olahraga karate. Ya, Rifki Ardiansyah Arrosyiid berhasil menumbangkan wakil Iran, Amir Mahdizadeh.

Membawa pulang emas ke pelukannya pun mempunyai perjalanan panjang. Rifki sendiri mendalami olahraga karate ketika duduk di bangku kelas 1 SD.

Baru di tahun 2013, ia mengikuti pelatnas dan SEA Games 2017 menjadi ajang pertama Rifki unjuk gigi.

"Jadi SEA Games 2017 event pertama saya. Saya tidak bisa ikut perorangan karena sudah ada orangnya. Jadi saya ikut beregu dulu dan juara 3 kalah lawan Thailand," kata Rifki.

Kini, Rifki berhasil membawa medali emas untuk Indonesia di Asian Games 2018.

Ya, banyak cerita tentang perjuangan atlet Tanah Air yang kita tidak ketahui.

Banyak momen penting yang mereka tinggalkan demi Indonesia dan ini membutuhkan komitmen juga fokus yang kuat ketika berlatih dan berlaga.

Kesampingkan rasa benci dan pupuk rasa solidaritas. Yuk, dukung selalu para atlet Indonesia! (*)

(Baca juga: Lalu Zohri Melenggang ke Babak Final: Pokoknya Lari Saja Tanpa Mikir Medali)