NOVA.id – Pasti kita sering mendengar saran, "jangan bertengkar di depan anak-anak!" memang benar, karena bertengkar di depan si kecil bisa berpengaruh buruk kepada perkembangannya.
Namun, anak yang tidak pernah melihat orangtuanya beradu argumen pun ada dampaknya.
Anak jadi tidak dapat menuntut haknya, sering tidak tahu bagaimana membela temannya yang diganggu, dan bagi mereka, keberhasilan suatu persahabatan adalah bila tidak pernah terjadi pertengkaran atau perselisihanan paham.
(Baca juga: Sebelum Tambah Momongan, 4 Hal Ini Harus Dibahas Terlebih Dulu Bersama Suami)
Perbedaan yang diselesaikan orangtua dengan cara positif dapat memberikan pelajaran berharga bagi anak-anak.
Anak akan belajar bahwa pasangan dan keluarga dapat hidup bersama walaupun melewati saat-saat yang memanas.
Sebagai individu, mereka akan mampu menuntut hak, dan sebagai pasangan pun mereka akan mengerti bahwa setiap orang boleh memiliki perbedaan pendapat mengenai sesuatu tapi tetap terus saling mencintai.
(Baca juga: Deddy Corbuzier Pergi ke Gym untuk Numpang Tidur, Kenapa ya?)
Konflik terjadi di mana-mana dan bisa dialami oleh setiap manusia. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan pada anak-anak mengenai rasa marah, tetapi bukan dengan menyakiti sesama.
Mereka juga dapat belajar teknik menenangkan diri serta mengomunikasikan perasaan marah dengan cara positif.
Apa yang dapat dipelajari oleh anak-anak dari konflik, tidak ternilai harganya. Konflik yang diatasi dengan baik akan membuat seseorang menjadi lebih mengerti, menghargai, dan menghormati. Baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
(Baca juga: Hobi Menggambar Membawa Gadis Cilik Asal Surabaya Raih Medali Emas di Jepang! )
Ternyata, ada pula loh, kiat sehat bertengkar. Begini caranya!
1. Jangan bertengkar mengenai anak-anak atau uang. (anak-anak merasa bertanggung jawab atau takut bila menjadi miskin).
2. Ungkapkan diri kita dengan menggunakan pernyataan "saya". * jangan terus berargumentasi bila keadaan sudah mereda.
3. Saling mendengarkan apa yang dikatakan pasangan masing-masing dan perjelas apa yang kita dengar atau apa yang dia katakan sebelum memberikan reaksi.
(Baca juga: Jogja Diguncang Gempa 5,8 SR, Ternyata Ini Penyebabnya Menurut BMKG)
4. Jangan melanjutkan perkelahian kalau melihat anak-anak menjadi stres dan bersikap agresif.
5. Istirahat bila kita merasa hilang kendali.
6. Jangan menghentikan pertengkaran tanpa anak-anak melihat Sahabat Nova dan pasangan mencapai kesepakatan.
7. Perlihatkan kepada anak-anak bila kita berdua telah berbaikan kembali.
(Baca juga: Sandra Dewi dan Suami Membawa Serta Anaknya ke Kuburan, Ternyata Ini Maksudnya)
8. Jangan bertengkar dengan suara yang keras bila di dalam ruang terdapat bayi atau balita.
Walau begitu, ini bukan menjadi alasan kita untuk selalu bertengkar di depan anak ya Sahabat Nova. Perbedaan pendapat yang ada sebaiknya dikemukaan dengan baik pada pasangan dan anak-anak. (*)