Jadi Saksi Perekonomian Belanda, Begini Kokohnya Benteng Van Der Wijck

By Healza Kurnia, Minggu, 16 September 2018 | 22:00 WIB
Tampak depan benteng Van Der Wijck Gombong, Jawa Tengah (Ricky Martin/NOVA)

Baru pada tahun 1844 Belanda berinisiatif membangun benteng pertahanan di bekas kantor itu, dalam rangka melakukan persiapan perang melawan Kesultanan Yogyakarta.

Butuh waktu 4 tahun dalam membangun benteng yang lantas diberi nama Fort Cochius (Fort Generaal Cochius).

Nama itu diambil dari nama Letnan Jenderal Frans David Cochius, seorang komandan Hindia Belanda yang memimpin pasukan Belanda di Gombong pada masa perang Diponegoro (1825-1830).

Meski termasuk bangunan klasik, bila kita telusuri, benteng Fort Cochius memiliki arsitektur yang unik dan antik.

Baca Juga : Sujud di Kaki Lina, Rizky Febian Sampaikan Kata-Kata Menyentuh agar Mama Kembali!

Bangunan ini berbentuk segi delapan, ketinggiannya mencapai 10 meter, luas permukaannya 7.168 meter, dan tebal dindingnya 1,4 meter.

Model bangunan dari benteng Van Der Wijck (Ricky Martin/NOVA)

Struktur bangunan ini terdiri dari dua lantai, masing-masing lantai memiliki puluhan kamar besar dan kecil, jendela, dan tangga dengan bentuk unik, mengular hingga ke lantai atas.

Seiring berjalannya waktu, bangunan benteng tersebut lantas berubah jadi Pupillenschool (Sekolah Taruna Militer) untuk anak-anak Eropa yang lahir di Hindia Belanda (sekarang Indonesia).

Benteng Fort Cochius kemudian berganti nama menjadi Benteng Van Der Wijck.

Baca Juga : Super Mewah! Yuk Intip Nyamannya Mobil Nagita Slavina, Canggih Banget!