Lebih dari itu, mereka yang bekerja 49-54 jam seminggu memiliki 27 persen peningkatan kemungkinan menderita stroke.
Sementara karyawan yang bekerja 55 jam atau lebih dalam seminggu, memiliki risiko terkena stroke 33 persen lebih besar.
Para peneliti juga mengamati hubungan antara jam kerja dan risiko penyakit jantung koroner, termasuk serangan jantung. Ditemukan bahwa, mereka yang bekerja lebih dari 55 jam seminggu memiliki 13 persen peningkatan risiko penyakit jantung.
Para peneliti pun mengemukakan, “Kematian mendadak karena terlalu banyak pekerjaan sering disebabkan oleh stroke dan diyakini ini dipicu oleh stres yang berulang.”
Baca Juga : Vicky Shu Disebut akan Langsungkan Pernikahan Bulan Depan? Kok Bisa?
Lebih lanjut, bila dilihat dari sisi perilaku (behavioural mechanism), ditengarai ada juga hubungan antara waktu untuk duduk yang lebih lama, dengan risiko terjadinya stroke.
Dr Tim Chico, konsultan ahli jantung di Rumah Sakit Pendidikan Sheffield, mengatakan, “Bagi banyak orang, mengurangi jam kerja adalah upaya yang sangat sulit dilakukan.
Tapi, sebagian besar dari kita dapat mengurangi jumlah waktu yang kita habiskan duduk, meningkatkan aktivitas fisik, dan memperbaiki pola makan kita saat bekerja.
Sesungguhnya, hal ini lebih penting ketimbang mengurangi jam kerja tapi tetap tak melakukan olahraga dan tak perbaiki pola makan.” (*)
Baca Juga : Terungkap! Inilah Pekerjaan Pria yang Dituding Hancurkan Rumah Tangga Sule-Lina