"Pelatih judo kami tidak dapat berbahasa Inggris dan tidak tahu aturan larangan berjilbab ketika ada rapat delegasi teknis dari Komite Paralimpiade Asia," terang Senny dalam jumpa dikutip dari Kompas.
Senny menambahkan bahwasanya sang pelatih juga tak meminta bantuan pada sesama pelatih untuk menerjemahkan aturan berbahasa inggris tersebut.
"Dia juga tidak meminta tolong kepada sesama pelatih untuk menerjemahkan aturan itu. Prinsipnya dalam olahraga tidak ada diskriminasi," imbuhnya.
Baca Juga : Tenang, Rambut Tipis Bisa Diatasi dengan Bawang Merah, Ini Caranya
Di samping itu, penanggung jawab judo Asian Para Games 2018, Ahmad Bahar, Miftahul Jannah menjelaskan alasan Miftahul didiskualifikasi yang tak mau lepas jilbab juga demi keselamatan atlet.
"Hal yang perlu ditekankan adalah juri bukan tidak memperbolehkan kaum muslim untuk ikut pertandingan. Aturan internasional mulai 2012, setiap atlet yang bertanding pada cabang judo tidak boleh berjilbab karena dalam pertandingan ada teknik bawah dan jilbab akan mengganggu," ujar Ahmad. (*)