Hary menerangkan, kelembapan yang rendah berkaitan dengan aliran massa udara dingin dan kering dari Australia menuju Indonesia bagian selatan khatulistiwa, terutama Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Kelembapan udara tercatat kurang dari 60 persen pada ketinggian 3-5 km dari permukaan.
Bagaimanapun, Hary menjelaskan bahwa cuaca dan musim pada tahun 2018 tergolong normal.
Baca Juga : Hamil 9 Bulan, Adik Kate Middleton Tenangkan Diri dengan Bermeditasi!
"Tidak sebasah dua tahun belakangan," ujarnya sambil menerangkan bahwa 2016 dan 2017 bisa dikatakan sebagai tahun basah, sementara 2015 adalah tahun kering.
Untuk wilayah Jawa, menurut Hary, hujan akan segera datang walaupun lebih mundur dari jadwal.
Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan mundur 10 sampai 30 hari dan akan mulai pada akhir Oktober atau awal November.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Merasa Jakarta dan se-Jawa Panas? Jangan Heran, Ini yang Terjadi"