Berakibat Fatal! Ayo, Kenali Risiko Penyakit Stroke Sedari Awal!

By Yashinta Mulya Sari, Jumat, 12 Oktober 2018 | 07:30 WIB
(Michail Petrov / Fotolia)

NOVA.id – Stroke adalah salah satu penyebab kematian dan kecacatan tertinggi.

Mengapa kecacatan?

Karena stroke yang tidak ditangani sedini dan secepat mungkin dapat membuat penderitanya mengalami kelumpuhan, gangguan pada otak yang bisa berakibat pada syaraf-syaraf tertentu.

Baca Juga : Suaminya Meninggal, Besan Jamal Mirdad Ungkap Rindu Lewat Goresan Kata Indah

Tak hanya terjadi pada orang usia 60 ke atas, stroke juga dapat terjadi pada anak usia kurang dari 10 tahun.

Sahat Aritonang, dokter spesialist saraf RS Pondok Indah mengatakan, ia pernah menangani pasien stroke berusia 7 tahun.

Pada penjelasannya, stroke yang terjadi pada anak-anak lebih disebabkan karena cacat sejak lahir seperti kelainan pada pembuluh darah, kelainan pada dinding pembuluh darah, dan sebagainya.

Baca Juga : Bak Pinang Dibelah Dua, Almarhum Adjie Massaid Wariskan Hobi Ini Pada Putranya dengan Angelina Sondakh

Sedangkan pada orang dewasa, penyebabnya bisa di luar dari itu, yang artinya bisa disebabkan karena faktor gaya hidup dan nantinya menjadi faktor resiko stroke.

Menurut dr. Sahat, tidak ada penyebab stroke, yang ada adalah risiko stroke.

Faktor risiko stroke sendiri adalah hal-hal yang dapat mempercepat terjadinya serangan stroke.

Baca Juga : Ups, Ini 5 Kesalahan yang Perlu Dihindari Saat Pakai Penjepit Bulu Mata

Maka dari itu, kita harus kenali lebih awal agar serangan tidak datang.

Faktor risiko stroke sendiri dibagi menjadi dua macam, yang tidak bisa diubah dan bisa diuabah.

Ada apa saja?

Baca Juga : Unggah Foto Ini, Tamara Bleszynski Ingin sang Anak Tak Lupa Padanya

1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah

- Umur

Menurut dr. Sahat, semakin tua umur kita, risiko terjadinya stroke akan lebih besar, apalagi jika kita memiliki riwayat penyakit lain yang bisa menyebabkan serangan stroke.

Seperti hipertensi, kolesterol, obesitas, dan sebagainya.

Baca Juga : Kompak, Begini Potret Dian Nitami dan Anjasmara Saat Yoga Bersama!

- Jenis Kelamin

dr. Sahat mengatakan, perempuan mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Hal ini salah satunya disebabkan karena pemakaian hormonal pil KB.

Baca Juga : Punya Wajah Bule, Putra Maudy Koesnaedi Ternyata Pernah Main Film, loh!

- Genetik

Biasanya ini diturunkan dari riwayat penyakit keluarga.

Misalnya orangtua kita terkena stroke, maka ada kemungkinan kita juga ikut terkena.

Dan risiko ini umumnya tidak bisa kita kendalikan, dalam arti menolak adanya turunan penyakit tersebut.

Namun jika gaya hidup kita benar, faktor genetik ini bisa kita kurangi.

Baca Juga : Indonesia vs Myanmar, 2 Pemain Kece Ini Curi Perhatian Saat Pertandingan!

2. Faktor risiko yang dapat diubah

- Hipertensi

Beberapa dari kita pasti pernah berhenti meminum obat darah tinggi dengan alasan tidak ingin merusak ginjal lalu beralih makan-makanan seperti bawang putih, timun, dll.

Namun ternyata hal tersebut tidaklah baik.

Penderita hipertensi yang sudah terjadi berulang-ulang harus tetap meminum obat sesuai anjuran dokter.

Baca Juga : Lama Tak Terdengar, Begini Tampilan Dian Nitami Saat Ini, Tetap Cantik!

Pasalnya, saat tekanan darah kita sudah normal itu karena kita meminum obat penurun tekanan darah.

Maka dari itu bagi penderita tekanan darah yang sudah terjadi berulang-ulang akan tetap membutuhkan obat itu.

Jangan karena merasa sudah normal, lalu kita berhenti minum obat.

Baca Juga : Perceraian Lulu Tobing dan Danny Rukmana Misteri, Tutut Soeharto Beri Kabar Ini

Jika konsumsi obat tidak dilakukan secara teratur sesuai anjuran dokter, hal tersebut akan lebih berbahaya seperti rusaknya dinding pembuluh darah yang menjadi tipis/rapuh dan sewaktu-waktu bisa pecah.

Apabila kita tetap ingin memakan makanan penurun tekanan darah rendah harus tetap diimbangi dengan peminuman obat secara teratur.

Namun jika kita baru terkena hipertensi, konsumsi obat bisa tidak dilakukan setiap hari.

Baca Juga : Kembali Mesra dengan Nafa Urbach, Zack Lee Unggah saat Ikat Rambut Putri Kecilnya, Rujuk?

- Diabetes Melitus

- Obesitas

Obesitas tidak hanya dilihat dari berat badan, tetapi juga dari lemak dalam darah dan lemak di bawah kulit.

Baca Juga : Indro Warkop Bisikkan Pesan Ini di Atas Pusara Nita Octobijanthy

- Merokok

- Stress mental fisik

dr. Sahat mengatakan, hormon stres yang dikeluarkan dapat mengakibatkan tekanan gula darah tinggi.

Meski tidak bisa dihindari, stres dapat kita kelola dan kontrol.

Baca Juga : Tao Kae Noi Beri Donasi untuk Korban Gempa dan Tsunami Sulawesi Tengah

- Migrain

Untuk itu kenali lebih dini ya Sahabat NOVA!(*)