Teknologi Permudah Produksi Panen Petani dan Tingkatkan Perekonomian

By Dionysia Mayang Rintani, Minggu, 14 Oktober 2018 | 12:58 WIB
Teknologi Terbaru Permudah Produksi Panen Petani (istock)

NOVA.id – Hasil panen petani Indonesia selama ini menjadi andalan negeri ini bahkan di pasar global. 

Sayangnya, petani-petani tersebut masih banyak mengandalkan cara manual untuk melakukan panen, khususnya meramalkan musim dan cuaca. 

Tak bisa dipungkiri, pemanasan global juga terjadi di Indonesia sehingga waktu pergantian musim, prediksi cuaca, hingga kesuburan tanah yang sukar diperkirakan. 

Baca Juga : Mari Menyesap Kopi Terbalik, Sajian Unik dan Nikmat dari Aceh Barat

Karena itulah, para petani di Indonesia ini seharusnya didampingi dengan teknologi untuk mempermudah mereka dalam memproduksi hasil panen. 

Dengan begitu, perekonomian Indonesia pun bisa terbantu jika pasokan petani melimpah. 

Menjawab hal itu, rupanya Perusahaan benih sayuran PT East West Seed Indonesia meluncurkan penambahan fitur terbaru pada aplikasi SIPINDO (Sistem Informasi Pertanian Indonesia). 

Baca Juga : 6 Bulan Cerai dari Ahok, Kehidupan Veronica Tan Lebih Bahagia?

"Fitur ini diharapkan mampu membantu petani memprediksi cuaca secara lebih detail, memberikan informasi rekomendasi pemupukan sebagai dasar pemupukan dan juga panduan memilih jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah. Peluncuran aplikasi ini sekaligus menjadi wujud semboyan kami yakni menjadi sahabat yang paling baik untuk petani,” kata Managing Director EWINDO Glenn Pardede.

Direktur Perlindungan Tanaman Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan RI, Sri Wijayanti Yusuf (dua kanan) bersama Managing Director PT East West Seed Indonesia, Glenn Pardede (dua kiri), Regional Manager dari ICCO Cooperation Asia Tenggara, Kees de Ruiter (kanan) dan Senior Advisor Satellite, Applications/G4AW Netherlands Space Office (NSO), Joost van Uhm (kiri) mencoba aplikasi SIPINDO Powered by Smartseeds di Jakarta, Jumat (12/10) ()

Dengan demikian, petani bisa langsung mengakses informasi yang dibutuhkan seperti mengetahui tingkat kesuburan tanah agar lebih hemat dalam menggunakan pupuk, serta mendapat informasi mengenai perkiraan cuaca hingga harga dan tren permintaan komoditas di pasaran.

“Melalui konsorsium kemitraan ini, kami berupaya menyediakan layanan informasi pertanian berbasis data yang akurat dan sesuai dengan lokasi lahan petani. Ini adalah pencapaian baru dan kontribusi kami dalam pengembangan aplikasi," jelasnya.

Baca Juga : Jarang Terekspos, Suami Nadya Hutagalung Bukan Sosok Sembarangan!

Jika sudah begini, sektor produk pertanian di bidang hortikultura pun akan meningkat, sesuai dengan target pemerintah.

Menurut data Kementerian Pertanian, Produk Domestik Bruto (PDB) sub sektor hortikultura pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp 142,46 triliun atau meningkat 159% dibanding PDB tahun 2010.

Sementara di sisi penyerapan tenaga kerja, pada tahun 2025 secara on farm sub sektor hortikultura diproyeksikan akan menyerap 6,4 juta tenaga kerja dengan penyerapan terbesar dari usaha sayuran sebesar 68,5%.

Apabila diperhitungkan kegiatan industri agribisnis hortikultura secara keseluruhan maka penyerapan tenaga kerja dari sub sektor ini akan mencapai 19,7 juta jiwa atau meningkat 170% dibanding tahun 2014. (*)

Tentry Yudvi