NOVA.id - Berapa usia si kecil kesayangan Sahabat NOVA?
Enam bulan atau sudah hampir dua tahun?
“Ooh belum segitu tuh. Ini aku baru hamil, jalan 5 bulan!”
Baiklah. Meskipun baru jadi janin, bahkan akan menginjak usia 2 tahun, si kecil kesayangan kita sudah dapat perhatian penuh dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Baca Juga : Kisah Prahara Anak Suzanna, Suami Ditembak Ayah Tiri hingga Tak Dapat Warisan Suzanna
Yup. Seperti sebagian kita tahu 1.000 hari (270 hari janin di kandung plus 730 hari sejak bayi lahir) adalah rentang waktu yang krusial bagi si kecil.
Makanya, tak keliru kementerian kesehatan terus menggaungkan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Apa pentingnya?
Apalagi kalau bukan kita wajib memberikan nutrisi yang berkualitas selama 1.000 hari si kecil.
"Karena, semua yang terjadi pada periode tersebut, termasuk gangguan kekurangan gizi, bisa berdampak pada banyak hal,” jelas dr. Juwalita Surapsari, Sp. GK, Dokter Gizi Klinik, dari RS Pondok Indah.
Baca Juga : Clift Sangra Masih Melihat Suzanna Setelah Meninggal, Marah Sambil Nonton TV Hingga Minta Tembok Dicat
Pemberian gizi yang salah tentunya juga akan memengaruhi kesehatan anak sampai dia dewasa, loh.
Anak yang memiliki gangguan gizi pertumbuhan otaknya tidak optimal yang selanjutnya menyebabkan gangguan kecerdasan anak.
Tak hanya itu, menurut dr. Juwalita, perkembangan fisik si kecil pun bisa tidak normal.
Malnutrisi yang menyebabkan stunting bagaikan lingkaran setan yang susah diputus.
Baca Juga : Neneknya Meninggal, Cucu Indro Warkop Tak Bolehkan Ibunya Tidur! Alasannya Bikin Haru
Bayi yang lahir dari ibu yang stunting akan tumbuh sama dengan ibunya yaitu bertubuh stunting.
Itu akan terus berlanjut dan membuat generasi stunting.
“Contoh yang banyak terdeteksi di Indonesia adalah kasus stunting di mana terjadi penghambatan pertumbuhan fisik sehingga anak tumbuh kecil dan pendek,” ucap Juwalita.
Celaka lagi, perkembangan organ metabolik dalam tubuh anak juga tidak berjalan dengan optimal.
Baca Juga : Bak Firasat, Cut Mini Kutip Ayat Suci Ini Sebelum Rumah Keluarganya Kebakaran
Sehingga kelak anak bisa mengalami berbagai penyakit, seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Tapi, di 1.000 hari usia si anak, bukan hanya soal fisik yang harus diperhatikan, tapi juga perkembangan mentalnya.
Karenanya, semenjak lahir, penting bagi kita untuk menstimulasi si kecil.
Tidak perlu stimulasi yang susah.
Baca Juga : Jarang Terekspos, Suami Nadya Hutagalung Bukan Sosok Sembarangan!
Dengan hal yang sederhana pun kita bisa melalukannnya sendiri di rumah.
“Mulailah melakukan stimulasi sedari dini terhadap anak melalui kegiatan yang menyenangkan seperti bermain, bernyanyi, mendongeng, ataupun berkomunikas dengannya,” ucap Carmelia Riyadhni, S. Psi., Psikolog Anak dari Rumah Dandelion.
Dengan memberikan stimulasi, kita juga dapat mengasah kemampuan anak.
Kemampuan kognitif yang dilihat dari cara berpikir anak dan problem solving.
Baca Juga : Perhatikan, Ini 6 Gejala Tubuh Sebulan Sebelum Terserang Stroke!
Kemampuan bahasa yang ditunjukkan bahwa anak mau berkomunikasi dengan orang lain.
Bukan hanya dilihat dari cara dia berbahasa tapi juga ketika dia berkomunikasi dengan orang lain, ketika dia menangis ataupun mengangkat tangan ketika ingin digendong.
Membuat anak tumbuh dan berkembang dengan optimal dapat dilakukan dengan pemberian gizi yang tepat dan juga stimulasi yang juga dibangun dengan cinta dan kasihsayang.(*)
(Mega Khaerani)