NOVA.id – Kebutaan tak hanya disebabkan oleh gangguan penglihatan seperi Glaukoma, ternyata mengkonsumsi minuman keras juga dapat sebabkan kebutaan mata secara permanen.
Beberapa dari kita mungkin pernah mendengar bahwa miras atau minuman keras menyebabkan kematian bagi yang mengkonsumsinya.
Ternyata di balik itu, terdapat kandungan yang memang tak seharusnya dikonsumsi oleh manusia.
Baca Juga : Tingkah Nyeleh Sepupu Pangeran George Kembali Terulang di Royal Wedding
Salah satunya terdapat kandungan alkohol yang memiliki senyawa etanol dan metanol.
Dari senyawa tersebut, metanol menjadi penyebab dari utama dari kebutaan dan tidak bisa kembali normal lagi.
Menurut dr. M. Sidik, Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata (PERDAMI), hanya dengan minum 10 cc, seseorang bisa mengalami kebutaan.
Baca Juga : 4 Zodiak Gampang Marah dan Kesal yang Sebaiknya Kita Hindari agar Tak Terjadi Hal Buruk
“Orang minum bir satu paling mabuk dia, tapi kalo metanol, minum 10 cc aja buta dia. Tapi buta yang tidak bisa kembali lagi,” ujarnya saat ditemui pada Selasa (02/10).
Dari kasus pesta miras, dr. M. Sidik menjelaskan bahwa ada kebutaan adalah kasus yang termasuk ringan, karena biasanya 8 dari 10 orang yang meminum miras berakhir pada kematian, 2 lainnya mengalami kebutaan permanen.
Sayangnya, kebanyakan hal ini terjadi pada anak laki-laki muda pada usia produktif yang notabene masih bisa melakukan pekerjaan.
Baca Juga : 6 Gejala Umum Penyakit Liver yang Jarang Disadari dan Bisa Sebabkan Kanker
Biasanya gejala awal ditandai dengan muntah-muntah dan sesak napas.
Setelah dibawa ke rumah sakit, pasien akan dirawat di ICU dan disuntik, barulah keesokannya mengalami kebutaan.
Namun beberapa orang sering salah mengartikan suntikan tersebut sebagai penyebab kebutaan, padahal sumbernya tak lain berasal dari konsumsi miras yang mengandung metanol.
Baca Juga : Perbandingan Foto Resmi Pernikahan Putri Eugenie dengan Meghan Markle, Beda Soal Kelengkapan!
Di RSCM sendiri, dr. M. Sidik mengatakan bahwa pasien seringkali datang di saat sudah terlambat karena mereka tidak tahu mengenai gejalanya.
Dan ketika ditanya, pasien justru enggan untuk mengakui bahwa ia habis meminum minuman keras.(*)