NOVA.id - Angka kemesraan dalam perkawinan tak ubahnya garis grafik, naik dan bisa juga turun, bahkan menukik tajam.
Kalau diibaratkan baterai—kemesraan yang penuh di awal pernikahan perlahan namun pasti bisa berkurang kekuatannya di tengah jalan bahtera rumah tangga.
Penyebabnya, bermacam-macam.
Salah satunya, bisa jadi begitu rumah tangga kita sudah dikaruniai jagoan dan puteri kecil.
Baca Juga : Akui Clift Sangra Perintahkan Bunuh Ratu Horror, 3 ART Ini Saksi Kunci Kematian Suzzanna?
Waktu, perhatian, dan energi yang tadinya diberikan penuh untuk pasangan, jadi terbagi untuk mereka.
Tuntutan demi tuntutan datang untuk memenuhi tanggung jawab, sehingga kita jadi menjalankan pernikahan seperti rutinitas.
Sehingga hidup perkawinan kita menjadi terencana, mudah ditebak, dan membosankan.
Hal seperti ini, jika dibiarkan begitu saja, lambat laun dapat menyusup masuk dan menutup kemesraan dan memudarkan cinta.
Baca Juga : Sinden Cantik Gandeng Sule Akui Hanya Kakak - Adik, Benarkah?
Oleh karenanya, penting bagi kita menjaga status kemesraan tetap stabil dan menyenangkan.
Lupakan melakukan sesuatu yang romantis hanya ketika melakukan kesalahan.
Karena sudah waktunya pula kita memberantas mitos runtuhnya kemesraan dalam berumah tangga setelah sekian lama menikah, bahkan hilang setelah memiliki anak.
Bagaimana caranya? Naomi Ernawati Lestari, M.Psi, Psikolog, dari Klinik Lighthouse, punya jurus jitu yang bisa kita terapkan bersama pasangan.
Baca Juga : Jadi Tersangka Suap, Keseharian Penampilan Bupati Bekasi Bersahaja
1. Jangan Terjebak Rutinitas
Menurut Naomi, cara utama untuk menstabilkan kemesraan adalah dengan tidak terpaku pada rutinitas.
Jika ingin membuat rasa mesra itu muncul lagi, kita harus keluar dari rutinitas walau sejenak.
Jangan terlalu terpaku dengan tugas rumah.
Pekerjaan rumah memang penting, tapi jika fokus kita adalah selalu menyelesaikan semua pekerjaan rumah dan membuat rumah rapi, pasti akan membuat stres.
Kita juga harus bersedia untuk keluar dari zona nyaman.
Baca Juga : Tutup Pintu Kamar Sebelum Tidur Bisa Selamatkan Kita dari Bahaya! Ini Alasannya
Rutinitas itu biasanya membuat kita nyaman dan tidak mengancam.
Sehingga ketika ingin keluar dari rutinitas berarti kita bersedia untuk keluar dari zona nyaman, yang memungkinkan terjadi hal-hal baru yang muncul di luar dugaan.
Misalnya, nih, tiba-tiba mengambil cuti berdua dari kantor dan pergi keluar kota tanpa merencanakan itinerary-nya sama sekali sehingga kita merasa excited.
“Stay connected. Selalu berkomunikasi dengan pasangan kita. Bukan cuma topik yang sedang ngetren, tapi juga secara emosi dan dalam, sehingga kita sama-sama tahu apa yang dirasakan oleh pasangan kita dan bagaimana ia mempersepsikan sesuatu. Sehingga kita akan semakin dekat satu sama lain,” tambah Naomi.
Baca Juga : Bertemu Nenek 98 Tahun, Pangeran Harry Langgar Aturan dengan Menciumnya
2. Panaskan Kembali Ranjang yang Dingin
Nah, jika interaksi sudah mulai stabil, mulai lakukan hal-hal yang bisa mematik kembali api asmara yang sudah hampir padam, seperti beri kejutan pada pasangan.
Tak perlu barang mewah, cukup hal-hal sederhana.
Seperti foto seksi atau chat mesra.
Pasti sudah lama, kan, kita tidak melakukannya?
“Ketika kita mengirim dan menerima foto atau teks tersebut, rasanya pasti akan berdebar debar seperti awal pernikahan,” ungkap Naomi.
Baca Juga : Dinikahi Clift Sangra, Istri Kedua Tak Tahan Mistisnya Kamar Suzanna!
Karena, jika hubungan kita dan pasangan sudah mulai tidak mesra, besar kemungkinan aktivitas ranjang kita pun tak sepanas seperti saat kita menjadi pengantin baru.
Sehingga selain on dalam kemesraan, kita juga harus tetap on di ranjang.
Bisa dimulai dengan memberikan ciuman hangat.
Seringlah mencium atau beri ciuman kecil di saat-saat yang tepat.
Tunjukkan rasa cinta dan kepercayaan sehingga pasangan merasa seksi, dicintai, dan dihormati dan akan membuat rasa puas terhadap kehidupan seksual.
Baca Juga : Baru 4 Hari Jadi Miss Ukraina 2018, Veronika Didusenko Dipaksa Lepaskan Gelarnya
3. Gunakan Bahasa Cinta
Komunikasi memang selalu menjadi kunci dari suatu hubungan.
Tapi apakah komunikasi yang kita lakukan sudah menggunakan bahasa cinta?
Menurut Dr. Gary Chapman, ada 5 bahasa cinta, yaitu pujian, memberi hadiah, waktu, melayani, dan sentuhan.
Setiap orang mempunyai bahasa cinta yang dominan bagaimana mereka mengomunikasikan hubungan dan apa yang mereka harapkan.
Baca Juga : Cantik! Hormati Putri Diana, Meghan Markle Pakai Perhiasan Lady Di
Perhatikan apakah bahasa cinta pasangan kita, apakah tipe yang senang diberi pujian, senang diberi hadiah, senang disentuh, dilayani, atau diberikan waktu.
Jika kita melakukannya akan membuat ia bahagia.
“Be in the present moment. Tanpa perlu bicara, hadirlah untuk pasangan kita. Dengarkan dia bicara, perhatikan apa yang ia inginkan, singkirkan HP sejenak. Lakukan hal-hal kecil yang menyenangkan. Dengarkan pasangan kita sehingga mereka merasa dihargai,” tambah Naomi.
Baca Juga : Setelah Pengumuman Kehamilan Istri, Pangeran Harry Dapat Peran Baru dari Ratu
Saat berkomunikasi dengan pasangan, Naomi menjelaskan, gunakan lebih banyak pernyataan “saya” daripada pernyataan “kamu”.
Ini mengurangi kesempatan pasangan merasa mereka sedang diserang.
Selamat mencoba, Sahabat NOVA!(*)
(Melissa Tuanakotta)