InaHEA Coba Tawarkan Solusi Efektivitas Anggaran BPJS Kesehatan

By Alfiyanita Nur Islami, Rabu, 31 Oktober 2018 | 16:50 WIB
Konferensi pers Kongres InaHEA tahun ke-5 (dok. pribadi)

NOVA.id - Salah satu program pemerintah untuk membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan di Indonesia salah satunya terkait porgram BPJS.

Namun tingkat populasi dan ekonomi negara tampaknya belum seimbang menanggulangi hal ini.

Kenyataan yang terjadi dengan tingginya defisit yang dialami oleh BPJS Kesehatan harus disoroti dan ditindak lanjuti secara serius.

Baca Juga : Beda Banget! Gaun Pernikahan Maia Estianty dengan Irwan Danny Mussry dan Ahmad Dhani

Ketua Indonesia Health Economic Association (InaHEA) Hasbullah Thabrani menawarkan solusi untuk masalah defisit pendanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"Kita bisa menaikkan iuran, memberikan dana hibah ataupun menaikkan harga rokok," kata Hasbullah pada konferensi pers Kongres InaHEA tahun ke-5 di Hotel JS Luwansa, Rabu (31/10).

Baca Juga : Seperti Tuty Tursilawati, TKI Ini Juga Pulang dalam Keadaan Meninggal

DI sisi lain InaHEA sebagai perhimpunan para ahli dalam bidang ekonomi kesehatan di Indonesia berusaha mengkaji terkait efensiasi dan efektifitas pengelolaan anggaran, tata kelola obat untuk nantinya digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan.

Ketua Panitia InaHEA, Chair of CHEPS UI, Budi Hidayat menjelaskan perkumpulan ahli ekonomi kesehatan Indonesia ingin mengajak menyebarkan dan menyampaikan berbagai perkembangan ilmu ekonomi kesehatan yang bisa digunakan untuk menangkis hoaks-hoaks terkait ekonomi kesehatan.

Baca Juga : Orang Indonesia Sadar Gaya Hidup Sehat, Tapi Tak Melakukannya?

“Ada beberapa sesi yang akan dibahas pada petemuan tahunan InaHEA kali ini, yang pertama terkait ekonomi global yang digunakan untuk meng-counter isu-isu yang beredar, kedua terkait independensi pengambilan keputusan tentang sistem JKN, kemudian membahas tentang bagaimana mengkombinasi kebijakan ekonomi dan kesehatan dengan mempertimbangkan beragam faktor,” jelasnya.

Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek, menjelaskan pertemuan InHEA ini bisa membantu dan mendukung kebijakan kesehatan pemerintah.

Baca Juga : Formasi Lengkap, Begini Manisnya Foto Keluarga Versi Maia-Irwan dan Ahmad Dhani-Mulan!

“Kita ketahui bahwa pemerintahan saat ini memiliki nawacita dan untuk kesehatan dengan program prioritasnya Indonesia Sehat dengan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dengan sistem rujukan, dan pelayanan kesehatan sosial nasional sistem asuransi yang bertujuan mencapai universal health coverage pada tahun 2019,” katanya.

Selain tuntutan akses pelayanan kesehatan masyarakat, tentu saja tantangan ke depan yang kita hadapi sangat besar, seperti negara-negara lain.

Baca Juga : Biasa Dicari Saat Pesawat Jatuh, Apa Sebenarnya Black Box Itu?

Pertama adanya transisi epidemiologi, hal ini terlihat dari banyaknya penyakit menular menjadi penyakit tidak menular yang juga membuat meningkatnya pembiayaan kesehatan, lanjutnya.

Iapun berharap jika pertemuan ini mampu memberikan rekomentasi pada pengambilan kesehatan program pemerintah.

“Hal-hal positif dari pertemuan ini kiranya dapat memberikan rekomendasi kepada pengambil kebijakan, dalam program-program kesehatan pemerintah,” pungkasnya.(*)