NOVA.id - Menjadi istri seorang pilot, tentunya rasa was-was kerap menghampiri pedangdut Iis Dahlia setiap melepas sang suami untuk bertugas.
Ditambah lagi dengan kabar jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang pada Senin (29/10) lalu.
Namun, Iis seakan sudah menyadari risiko dari pekerjaan Satrio Dewandono, pria yang menikahinya sejak 17 tahun silam ini.
Baca Juga : Berbeda dengan Al dan El, Ucapan Dul pada Maia Jadi Sorotan Netizen
Melansir dari YouTube channel Trans7 Official, dengan mata berkaca-kaca Iis menyampaikan pesan dari sang suami setiap hendak berangkat bertugas.
"Ya di awal sih suami saya kalau ngomong ke saya, 'kalau saya pergi kamu harus siap kalau sya nggak kembali'," ucap Iis dengan mata berkaca-kaca.
Mendengar perkataan sang suami tersebut, Iis sempat dirundung kesedihan hingga seiring waktu berjalan ia mulai bisa menerima konsekuensi atas pekerjaan sang suami.
Baca Juga : Maia Estianty Resmi Menikah, Sang Ayah: Disaksikan Cucu-Cucuku yang Semuanya Menangis Terharu
Berprofesi sebagai pilot, Iis juga menceritakan jika sang suami kerap mengalami kejadian tak terduga bahkan dramatis.
Mulai dari mesin pesawat mati hingga mendarat darurat.
"Bilang ketika udah aman, 'tadi pesawat gue mati satu mesinnya'," kata Iis menirukan ucapan sang suami.
Tak hanya itu matinya mesin pesawat pun membuat sang suami harus mendarat darurat di bandara terdekat.
Baca Juga : Eko Patrio Sebut Soimah jadi Keinginan Sang Ibu Sebelum Meninggal
"Kalau kayak gitu kan ke kota terdekat, umpamanya feelnya nggak cukup umpama mau ke Jakarta ya landingnya ke destinasi terdekat," tambahnya.
Lebih lanjut jika mengalami kejadian tak terduga selama perjalanan, sang suami tetap memberi kabar pada dirinya.
"Paling dia cuma kabarin Mah aku telat soalnya pesawatku rusak, aku mampir dulu waktu itu sih ke Palembang," ujarnya.
Baca Juga : Viral! Presenter Cantik Ini Dilamar Melalui Papan Reklame di Jalan Gatot Subroto!
Dan terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT-610, Iis pun menyampaikan rasa dukanya untuk para keluarga korban.
Serta meminta pemerintah untuk lebih ketat menindak maskapai-maskapai yang memaksakan terbang meski kondisi pesawat tak memungkinkan. (*)