NOVA.id - Perhelatan Jakarta Fashion Week 2019 lalu, masih menyisakan beragam cerita menarik dari para desainer yang hadir.
Salah satunya yang begitu menginspirasi saat lima dari sembilan desainer muda dari La Salle College menghadirkan tema SYMB/OSIS.
Sembilan desainer tersebut di antaranya Christi Erning, Putri Mudita, Rashesa Sabrina, Selphie Usagi, dan Prasomya Santika.
Baca Juga : Bak Kakak Beradik, Usia 5 Artis Ini Ternyata Tak Beda Jauh dari Ibu Tirinya!
Mereka pun berhasil membawa busana ready to wear dengan gaya edgy, playful, dan elegan yang bisa menjadi inspirasi dalam busana keseharian.
Seperti apa?
Yuk, disimak ulasannya, seperti berikut.
Christi Erning
Christi yang masih berusia 20 tahun ini membawakan tema Genesus 1:25.
Temanya memang cukup filosofis, karena ia terinspirasi dari kehidupan manusia di bumi.
Yang berfokuskan ke siklus hidup manusia dari lahir hingga tua.
Baca Juga : Curhat ke Ruben, Roro Fitria Tidur dengan 16 Orang di Sel dan Ingin Menikah
Putri Mudita
Athena menjadi temanya untuk menghadirkan 8 looks gaun pesta bernuansa putih dan silver.
Sesuai dengan temanya, koleksi ini mengambil kekuatan, dan keberanian dewi Athena dalam mitologi Yunani.
Baca Juga : Haru, Tangis Tim SAR Pecah dalam Air Saat Temukan Jasad Korban Lion Air JT 610
Rashesa Sabrina
Dengan mengusung tema Dela Gosi, Rashesa Sabrina berani bereksplorasi dengan kain tenun kain tenun tradisional Sulawesi Selatan yang dipadukan dengan denim.
Sedangkan, potongan busana seperti kimono, dan rok menjadi pilihannya kala itu.
Tujuannya untuk membuat perempuan zaman sekarang lebih fashionable dalam memakai kain wastra.
Selphie Usagi
Selphie Usagi menyuguhkan koleksi bertemakan Euclid.
Eucelid adalah seorang pencetus geometri, yang juga menjadi hiasan utama dalam busananya.
Baca Juga : Pakai Baju ala India, Cinta Laura Dibilang Mirip Kareena Kapoor!
Prasomya Santika
Terinspirasi dari arsitektur urban dan seni di pertengah abad 1950-an, Prasomya menghadirkan busana bertajuk Populux.
Ia banyak memakai bahan material berkelas seperti kain velvet, yang memang menjadi tren di tahun 1950-an. (*)