NOVA.id - Kementerian Kesehatan menunjukkan adanya peningkatan obesitas pada orang dewasa sedari 2007.
Rendahnya konsumsi sayuran diduga menjadi penyebab utama munculnya gangguan kesehatan mulai dari obesitas, kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, hingga hipertensi.
Konsumsi buah dan sayuran masyarakat Indonesia mengacu data BPS 2016 mencapai 173 gram per hari, lebih kecil dari angka kecukupan gizi Badan Kesehatan Dunia (WHO), 400 gram per hari.
Baca Juga : Resmi Menikah, Baim Wong Beri 3 Tips Jitu Agar Tak Lama Melajang
Sementara konsumsi buah lebih sedikit dibanding sayuran, yaitu 67 gram per kapita per hari.
Anjuran pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk mengonsumsi buah-buahan hingga 2-3 porsi perhari nampaknya belum menjadi prioritas masyarakat.
Konsumsi makanan cepat atau junkfood masih menjadi menu favorit.
“Kalau tubuh kita kekurangan konsumsi buah dan sayur dampaknya bisa jangka panjang, bahkan saat ini penyakit tidak menular justru banyak menyerang usia muda, masih produktif,” ungkap Dr. Susianto Tseng.
Baca Juga : Berkunjung ke Tokyo, Irwan Mussry Curhat Kangen Maia Lewat Unggahan Ini
Untuk mengonsumsi buah dan sayuran diakui dokter yang juga seorang vegan ini kuncinya adalah disiplin.
Dengan disiplin menjaga asupan makanan, maka kita bisa menjaga daya tahan tubuh dari serangan penyakit.
Rumus sayuran dalam piring sangat sederhana: 1/3 sayuran, 1/3 nasi, 1/6 buah, dan 1/6 lauk.
Sebenarnya pemerintah cukup gencar mendorong masyarakat untuk mengonsumsi buah dan sayuran secara rutin.
Melalui Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Perbaikan Gizi jelas bahwa prioritas kesehatan adalah menanggulangi masalah gizi masyarakat, khususnya balita melalui kesadaran mengkonsumsi buah dan sayuran.
Baca Juga : Blak-blakan, Gisel Ungkap Alasannya Jual Mobil Pengantin dari Gading
“Tiga hal yang menjadi fokus kesadaran hidup sehat yaitu meningkatkan aktifitas fisik, konsumsi sayuran dan buah, kemudian deteksi dini penyakit,” jelas Menteri Kesehatan, Nila Moeloek.
Melalui upaya disiplin mengkonsumsi buah dan sayuran, menghindari konsumsi minuman beralkohol dan rokok, maka masyarakat Indonesia akan terhindar dari kecenderungan penyakit tak menular seperti hipertensi dan diabetes melitus.
Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%. (*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR