NOVA.id - Beragam cara untuk menuangkan kisah hidup dalam sebuah seni, untuk bisa dinikmati sampai generasi penerus nantinya.
Salah satunya, melalui sebuah buku dan lukisan.
Itulah yang dipilih Sasya Tranggono untuk merangkum 30 tahun perjalannya menjadi pelukis.
Baca Juga : Tak Disangka, 6 Tahun Lalu Bebi Silvana Pernah Ungkapkan Hal Ini pada Opick dan Mantan Istrinya!
"Termasuk di dalamnya adalah perjuangan perempuan, cat air, dan menjadi duta bangsa," ujarnya
Dia juga bercerita buku itu disusun dalam waktu dua tahun.
"Buku ini juga melewati peristiwa-peristiwa yang menyedihkan, tetapi kesedihan itu juga menjadi titik balik untuk mendapatkan dan memperjuangan kekuatan dalam hidup saya.
Itulah mengapa kemudian judulnya Faith," jelasnya.
Baca Juga : Bella Saphira Pamer Foto Jadul 23 Tahun lalu, Penampilannya Jadi Sorotan!
Bagi Sasya Tranggono, keluarga merupakan inspirasi yang tidak kelihatan tetapi selalu mewujud dalam setiap karyanya yang bertema keluarga.
Terkait lukisan yang sudah dikoleksi pesohor baik dalam dan luar negeri.
Sasya Tranggono membagi karyanya dalam tiga fase, yang pertama secara sederhana adalah fase wayang karena pada tahap itu obyek lukisannya sosok wayang golek.
Baca Juga : Tak Hadir di Ulang Tahun Anak KD-Raul Lemos, Hadiah Ini yang Dikirimkan Anang-Ashanty
Kemudian yang kedua dan yang ketiga adalah fase bunga karena ia mengeksplorasi berbagai jenis bunga dan fase kupu-kupu.
Kupu-kupu baginya merupakan pembaruan budi yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Ibu satu anak itu juga memberikan pandangannya terkait dengan perkembangan seni rupa di Indonesia dan peluang perupa perempuan untuk berkarya.
Baca Juga : Tak Hadir di Ulang Tahun Anak KD-Raul Lemos, Hadiah Ini yang Dikirimkan Anang-Ashanty
"Perkembangan seni di Indonesia sudah cukup baik terbukti dengan berdirinya museum pribadi seperti Museum Macan, Akili dan masih banyak lagi.
Kemudian juga banyaknya event seperi Venice Bienalle, Art Bazaar dan lain-lain.
Peluang perupa perempuan di Indonesia sebenarnya juga cukup besar tetapi terkendala dengan domestic affairs, tutupnya.(*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR