NOVA.id – Tengah manggung dalam rangka Employee Gathering PLN UIT JBB di Tanjung Lesung Beach Resort, grup band yang digawangi Ifan, Seventeen, menjadi korban tsunami yang menggulung kawasan Pantai Tanjung Lesung Banten, Sabtu (22/12) malam.
Awalnya, menurut Ifan, kondisi cuaca di Tanjung Lesung, Banten tampak biasa-biasa saja. Melalui siaran langsung TV One yang NOVA.id kutip, Ifan mengatakan bahwa kondisi cuaca amat tenang dengan ombak kecil layaknya di pantai pada umumnya.
“Nggak ada apa apa, tenang banget. Gak menyangka,” ujar Ifan saat menceritakan kondisi cuaca di Tanjung Lesung.
Baca Juga : Jadi Saksi Tsunami Banten, Ifan Seventeen: Cakar-mencakar Semua Orang Saling Menenggelamkan
“Tapi, memang dari kejauhan kami sempat lihat baranya Anak Krakatau. Sebelum manggung persis. Ini tiba-tiba aja tsunami. Atap panggung rubuh menimpa kita,” cerita Ifan.
Menegaskan kembali, Ifan pun mengatakan bahwa dirinya tak ada himbauan apapun.
“Tidak ada tanda apa-apa, semua aman. Kita tidak ada himbauan apapun, kalaupun ada, nggak nyampe ke kita,” ujar Ifan.
Tak hanya Ifan Seventeen saja yang menceritakan kondisi cuaca sebelum tsunami tiba, Kepala Satuan Komunikasi Corporate PT PLN, I Made Suprateka, juga menceritakan kondisi sebelum tsunami terjadi.
Baca Juga : Sempat Hilang, Ifan Seventeen: Ada Orang yang Lihat Istriku Selamat dari Tsunami
“Pada malam hari kemarin, ada acara makan malam, ada pertunjukkan dari Seventeen. Tanpa ada tanda-tanda, tiba tiba ada air besar menerpa panggung,” ucap I Made Suprateka.
Mengutip dari kompas.com, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gelombang tinggi yang menerjang Banten dan sekitarnya pada Sabtu, (22/12) merupakan tsunami.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, dampak tsunami yang menerjang wilayah pantai di kawasan Selat Sunda terus bertambah.
Baca Juga : Detik-Detik Tsunami Banten, Begini Kesaksian Warga Setempat!
"Data sementara hingga Minggu (23/12/2018) pukul 04.30 WIB tercatat 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang dan puluhan bangunan rusak.
Data korban kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat belum semua daerah terdampak di data," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu pagi.(*)
KOMENTAR