NOVA.id – Pasca tsunami di Selat Sunda, aktivitas Gunung Anak Krakatau terpantau meningkat hingga status level II (Waspada) dalam seminggu ini.
Tapi, berdasarkan hasil pengamatan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda hingga pagi ini (27/12), status menjadi Siaga.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM meningkatkan aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung pukul 06.00 WIB.
Baca Juga : Ketahuan, Luna Maya Unfollowed Syahrini di Instagram! Cemburu?
"Sehubungan dengan tingkat aktivitas Level III (Siaga) tersebut,
masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 km dari kawah.
Saat hujan abu turun, masyarakat diminta untuk mengenakan masker dan kacamata bila beraktivitas di luar rumah," ungkap Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomopurbo dalam siaran pers yang redaksi NOVA terima, Kamis (27/12).
Baca Juga : Tabloid NOVA Terbaru: Punya Dompet Digital Tapi Boros, Yuk Diatur Lagi! Ini 5 Caranya
Pengamatan dan analisa status itu, didasarkan hasil pengalaman data visual dan instrumental yang dilakukan pukul 05:00 WIB tadi pagi.
Sebelumnya, pada tanggal 26 Desember dilaporkan terjadi hujan abu vulkanik di beberapa wilayah, yakni di Cilegon, Anyer, dan Serang.
Tim Tanggap Darurat PVMBG telah melakukan cek lapangan, untuk mengkonfirmasikan kejadian tersebut dan melakukan sampling terhadap abu vulkanik yang jatuh.
Baca Juga : Penampilan Terbaru Nagita Slavina Terlihat Lebih Kurus, Raffi Ahmad: Sok Cantik!
Terkait potensi bencana erupsi Gunung Anak Krakatau, Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukkan hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter kurang lebih 2 km merupakan kawasan rawan bencana.
Potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material pijar, aliran lava dari pusat erupsi dan awan panas yang mengarah ke selatan.
Sedangkan sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin.(*)
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR