NOVA.id – Permasalah gizi memang masih menjadi tantangan yang dihadapi Indonesia.
Terlebih, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan satu dari lima anak Indonesia mengalami berat badan kurang.
Jika kondisi ini terjadi pada anak dalam usia tumbuh kembang dan tidak segera diintervensi, maka anak dengan berat badan tidak ideal terancam menjadi wasting (gizi kurang), bahkan stunting (tubuh kerdil).
Fakta lain yang tak kalah mencengangkan adalah Indonesia menduduki peringkat ke-5 stunting di dunia.
Baca Juga : Begini Reaksi Agnez Mo saat Dengar Soimah Nyanyikan Lagu Tak Ada Logika Pakai Bahasa Jawa
Bahkan, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, gizi buruk di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 3,9% dan gizi kurang di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 13,8%, sehingga total keseluruhan menjadi 17,7%.
Gizi buruk dan gizi kurang pada balita terjadi paling tinggi di Nusa Tenggara Timur, yakni mencapai 29,5% dan yang terendah terjadi di Kepulauan Riau dengan jumlah 13%.
Sedangkan gizi buruk dan gizi kurang pada balita di ibukota mencapai 14%, seperti yang NOVA.id lansir dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Untuk stunting sendiri, Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%).
Baca Juga : Pernah Dipacari, Ini 4 Fakta Aspri Cantik Hotman Paris yang Bonus Tahunannya Mobil Mewah!
Penulis | : | Alsabrina |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR