NOVA.id - Sarapan merupakan aktivitas yang baik bagi tubuh, terlebih untuk tumbuh kembang si kecil.
Namun, masih adanya beberapa anggapan tentang sarapan yang membuat kita menjadi was-was.
Dua di antaranya adalah sarapan dapat menyebabkan kantuk dan sarapan dapat menyebabkan mules atau sakit perut.
Baca Juga : Tak Mau Perlihatkan Wajah Shakira Saat Dirawat, Mantan Suami Denada: Ingin Dia Diingat dalam Keadaan Ceria
Bahkan, anggapan tersebut terkadang menjadi alasan untuk seseorang agar tidak melakukan sarapan.
Lalu, benarkah dua anggapan tersebut?
dr. Raissa E. Djuanda, M. Gizi, Sp.GK yang Tim NOVA.id temui di acara Konsentrasi Ciptakan Mimpi bersama Energen di salah satu mall Jakarta, menjelaskan hal tersebut.
Baca Juga : Vanessa Angel Dibui karena Terjerat Prostitusi Online, Mbah Mijan Lihat Kariernya Cemerlang
Mengenai sakit perut atau mules di pagi hari terlebih setelah sarapan, dr. Raissa mengungkapkan bahwa hal tersebut lumrah terjadi walau begitu harus tetap melakukan pemeriksaan ke dokter.
"Sebenarnya, kalau mules itu tergantung orang sensitifitasnya berbeda-beda. Ada orang yang tiap makan ke WC, ada aja tuh yang kayak gitu.
Tapi, harus dilihat lagi sih sebenarnya ada gangguan pencernaan atau bisa jadi mulesnya normal-normal aja," ujar dr. Raissa.
Sementara itu, apakah benar sarapan bikin mengantuk, dr. Raissa menjelaskan bahwa ini tergantung dari porsi sarapan kita.
"Kalau sarapan bikin ngantuk itu biasanya sarapannya terlalu banyak. Atau indeks glikemiknya terlalu tinggi. Jadi kalau indeks glikemiknya tinggi cenderung laparnya cepat.
Jadi ngantuk dia kalau lapar gitu. Jadi, memang kalau sarapan harus dipilih-pilih juga sih yang sehat. Jangan asal kenyang, nggak tahunya yang dimakan yang kurang sehat," dr. Raissa.
Baca Juga : Kronologi Ani Yudhoyono Divonis Kanker Darah: Dirujuk ke Singapura hingga Buat Catatan Harian
Indeks glikemik merupakan skor angka dari 0 hingga 100 yang menunjukkan seberapa cepat karbohidrat yang terdapat dalam makanan kita diolah menjadi glukosa.
Semakin rendah indeks glikemik, semakin sedikit pula pengaruhnya terhadap kadar gula darah.
Tak cuma soal sarapan, dr. Raissa juga mengatakan boleh memakan camilan atau snacking time. Namun, camilan di sini tentunya harus memenuhi gizi untuk tubuh.
Baca Juga : Tahu Tubuhnya Berisi, Begini Cara Aura Kasih Maksimalkan Gayanya!
"Anak-anak usia 6 sampai 12 ya itu rata-rata butuhnya 1500 - 2000 kalori. Jadi kan kalori cukup tinggi tuh.
Cara hitungnya, bagi 3 dan bagi cemilan juga. Misal, buat sarapan 20%, makan siang 30%, dan makan malam 20% itu kan udah 70 ya. Sisanya 30, snacknya 2x jadi 15%-15% itu bisa.
Baca Juga : Keluarga TKW Asal Palembang yang Diculik di Malaysia Meminta Pertolongan Jokowi dan Prabowo Lewat Medsos
Jadi snack yang disarankan tadi yang gulanya itu jangan yang terlalu tinggi, terus udah gitu pilih juga yang ada vitamin dan mineralnya ya, contohnya bisa buah-buahan, susu pun bisa dijadikan snack, sayur-sayuran juga bisa," terang dr. Raissa.(*)
KOMENTAR