Konflik demi konflik terus terjadi, akan tetapi kami tidak pernah berpisah, karena ketika berkonflik, tidak lama kemudian kami akan berbaikan dan kembali bermesraan, hingga akhirnya saya menyadari, saya menikmati saat-saat ketika kami sedang berkonflik.
Saya menikmati kesedihan yang saya alami, saya menikmati masa-masa di mana saya sedang berusaha menghubungi dia ketika berkonflik, saya pun menikmati perasaan ketika saya berhasil membuatnya luluh kembali ketika sedang marah, seperti ada rasa kenikmatan, kemenangan, dan keberhasilan.
Ketika hubungan sedang adem ayem, saya merasa bosan, sehingga saya sering merekayasa keadaan dan pada akhirnya memicu pertengkaran, saya marah terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi agar membuat kami berkonflik, terjadi perang dingin, usaha berbaikan, dan kemudian mesra kembali.
Baca Juga : Dibayar 80 Juta, Biaya Ulang Tahun Jadi Alasan Vanessa Angel Mau Layani Rian
Saya tahu ini salah, tapi saya selalu menikmatinya, pasangan saya tidak pernah menyadari hal ini, saya pun tidak pernah bercerita kepada orang lain tentang keanehan ini, tapi lama-lama saya sepertinya merasa ini tidak baik, dan saya ingin mencegah hal ini. Namun terkadang, dorongan untuk menimbulkan konflik muncul lagi.
Tolong berikan masukan, Bu, saya sebenarnya takut akan perasaan senang dan menikmati ketika merasa sedih atau tersakiti.
Sari – Surabaya
Dear Ananda Sari,
Saya senang bila Anda memang benar punya rasa takut ketika mendapati bahwa ada rasa senang saat Anda sedang dilanda oleh perasaan -perasaan negatif sejenis sedih, tersakiti, maupun berkonflik.
Baca Juga : Spoiler Alert! Laga Akhir yang Emosional dan Ambisius, Avengers: Endgame Puaskan Penggemar Marvel?
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR