NOVA.id - Kala lapar melanda kebanyakan orang dengan mudahnya memesan makanan yang disuka, tak peduli sehat atau tidak, yang penting suka, enak, dan asal kenyang.
Padahal, kebiasaan makan seperti itu bisa mencetuskan obesitas, lo.
Misalnya saja Titi Wati.
Baca Juga : Ivan Gunawan Bagikan Momen Bak Akad Nikah, Caren Delano Bongkar Fakta di Baliknya
Perempuan asal Palangkaraya ini sempat menggemparkan masyarakat Indonesia lantaran memiliki berat badan yang mencapai 350 kg.
Mencengangkan, bukan?
Hal ini dialami Titi sejak tahun 2013 silam.
Baca Juga : Sosok Rian Jadi Misteri, Kuasa Hukum Vanessa Angel Buat Sayembara Berhadiah Umrah
Obesitas yang dialami dirinya diakuinya karena memiliki pola makan yang tidak sehat.
Camilan, es, dan gorengan adalah salah satu kudapan yang sangat Titi gemari.
Bahkan, perempuan 37 tahun ini mengaku tiada hari tanpa memakan camilan setiap hari.
Baca Juga : Diam-Diam Kerap Ambil Properti Syuting Avengers, Chris Hemsworth Diprotes Sang Istri
Alhasil, kini Titi pun mengalami obesitas dan kesulitan dalam beraktivitas akibat berat tubuhnya.
Nah, pada peringatan Hari Gizi lalu, obesitas tengah menjadi sorotan.
Tentunya di samping permaslahan stunting.
Baca Juga : Resmi Menikah, Muzdalifah dan Fadel Islami Tak Gelar Resepsi dalam Waktu Dekat! Ada Apa?
Ya, syukurlah prevalensi stunting di Indonesia sudah menurun.
Akan tetapi, angka prevalensi obesitas si Indonesia justru kian meroket.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 usia 18 tahun ke atas yang mengalami obesitas dari 14,8 persen pada tahun 2013, menjadi 21,8 persen di tahun 2018.
Baca Juga : Meski Kewalahan, Ibu Ini Tetap Semangat Rawat 44 Anak Kandungnnya Seorang Diri
Cukup mengkhawatirkan, apalagi jika berkaca pada kasus Titi.
Obesitas sendiri merupakan penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebihan dalam tubuh.
Jika dibiarkan, lama-kelamaan akan mempengaruhi kesehatan penderitanya.
Baca Juga : Sah! Fadel Islami Beri Mahar Emas dan Berlian, Muzdalifah Nikah untuk Keempat Kalinya
Baca Juga : Dufan Ancol Hadirkan 9 Wahana Baru di Pertengahan Tahun 2019
Tak hanya pada penampilan fisik tapi juga pada kemungkinan untuk munculnya penyakit tidak menular pada diri penderita.
“Konsen terbesar penderita obesitas adalah yang diusia dewasa, karena arahnya kan ke penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes. Jadi ini yang harus secara luas diperbaiki,” ujar dr. Kirana Pritasari, Direktur Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Sebenarnya, obesitas terjadi di semua kelompok umur tak hanya dewasa, bisa dari balita dan juga remaja, ini pun tak boleh luput dari perhatian.
Karena artinya ada sesuatu yang kurang benar saat keluarga memperkenalkan pola makan sejak dini. (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR