NOVA.id - Persidangan kasus prostitusi online yang menjerat artis FTV Vanessa Angel digelar pada Kamis (02/05) lalu di Pengadilan Negeri Surabaya.
Vanessa Angel yang kala itu duduk di kursi pesakitan mengaku lelah dizalimi mengaku lebih baik dibunuh saja.
Sang kuasa hukum, Milano Lubis mengungkapkan kliennya stres.
"Ya iya lah, siapa yang nggak lelah, begitu tahu kalau misalnya kasusnya diduga adalah rekayasa.
Siapa yang nggak stres.
Begitu melihat ada rekening terus yang transfer juga diduga bagian dari Polda Jawa Timur sendiri," ujarnya seperti dikutip via Kompas.com.
Baca Juga : Keputusannya Ditentang Keluarga, Penampilan Bella Saphira Berhijab Jadi Sorotan Usai 6 Tahun Mualaf
"Dia cuma, 'Bang, kok aku diginiin, memang aku ada salah sama siapa sih? Kok sampai aku dibeginiin lah kasusnya'," imbuh Milano Lubis.
Sejak terjerat kasus asusila ini pada awal Januari lalu, Vanessa Angel telah mendekam di bui.
Kerap mengaku tak mendapat dukungan keluarga, ayah Vanessa Angel diketahui baru kali pertama menghadiri persidangan anaknya pada Kamis (09/05).
Baca Juga : Ini Persiapan Wajib Buat Ibu-Ibu yang Sering Antar Jemput Anak Sekolah Naik Motor
Pertemuan singkat antara Doddy Sudrajat dengan Vanessa Angel untuk kali pertama ini berlangsung haru seperti dilansir via Surya Malang.
"Saya mau support dia, bagaimana pun dia anak saya.
Saya sayang sama dia," ungkap Doddy Sudrajat usai berurai air mata memeluk dan mencium sang putri.
Baca Juga : Syahrini Pamer Berendam di Air Hangat, Penelitian Indikasikan Ada Rasa Kesepian dan Tak Bahagia
Baca Juga : Nyaman dan Aman Naik Motor, Jangan Lupa Pastikan 3 Hal Ini
Tak hanya itu, Doddy Sudrajat juga tampak memberikan alat salat kepada Vanessa Angel.
Puput, ibu sambung Vanessa Angel juga terlihat memeluk putrinya.
Vanessa Angel tak memberikan komentar usai bertemu dengan ayahnya, artis cantik ini hanya diam berlalu membawa alat salat pemberian Doddy Sudrajat dari ruang sidang. (*)
Source | : | kompas,TribunStyle,Surya |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR