NOVA.id - Sejak Ani Yudhoyono divonis mengidap kanker darah pada Februari lalu, kondisi kesehatannya kerap menyita perhatian publik.
Kini, Ani Yudhoyono harus menjalani perawatan instensif di NUH Singapura seperti kemoterapi dan operasi cangkok tulang sum-sum.
Tak sendirian, Ani Yudhoyono senantiasa ditemani oleh keluarga, termasuk anak-anak dan menantunya.
Terlihat, baru-baru ini putra sulungnya, Agus Yudhoyono yang mendapat giliran jaga sang ibunda.
Menjalankan ibadah puasa, Agus Yudhoyono terpaksa harus berbuka puasa di rumah sakit.
Namun, yang menjadi sorotan adalah wadah makan AHY.
Baca Juga : Menyayat Hati, Cinta Penelope Sudah Pesan Batu Nisannya Sendiri: Tinggal Tulis Tanggal
Tampak dalam unggahannya di Instagram pada Senin (06/05), Agus Yudhoyono menemani Ani Yudhoyono makan bersama.
Menu buka puasa Agus Yudhoyono terlihat berada dalam sebuah kotak styrofoam.
Melansir dari One Green Planet, WHO atau Badan Kesehatan Dunia memaparkan bahwa styrofoam merupakan salah satu bahan dengan kandungan karsinogen yang buruk bagi kesehatan.
Baca Juga : Tak Terduga, Bebi Silvana Ungkap 2 Menu Wajib Opick Berbuka Puasa yang Sederhana
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) meneliti kesehatan 70.000 pekerja pabrik plastik di Denmark sejak 1968 hingga 2011.
Pada 1970-an, terdapat sejumlah kasus leukimia yang abnormal di antara kayawan tersebut.
Mengonsumsi makanan yang bersentuhan dengan styrofoam bisa membuatnya terkontaminasi dengan bahan kimia berbahaya.
Baca Juga : Ini Persiapan Wajib Buat Ibu-Ibu yang Sering Antar Jemput Anak Sekolah Naik Motor
Baca Juga : Nyaman dan Aman Naik Motor, Jangan Lupa Pastikan 3 Hal Ini
Studi ini menjadi bukti bahwa paparan styrene dalam styrofoam bisa meningkatkan risiko kanker.
Tak hanya itu, styrofoam juga bisa berdampak buruk bagi lingkungan dan membutuhkan waktu yang lama untuk terurai.
Duh, ternyata wadah makan AHY justru bisa sebabkan kanker lo, Sahabat NOVA. (*)
Source | : | Instagram,Sajian Sedap |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR