NOVA.id - Kasus penghinaan yang diduga dilakukan oleh Andre Taulany terhadap Nabi Muhammad SAW beberapa waktu lalu sempat menyita perhatian publik.
Pasalnya, suami Erin Taulany ini menganggap aroma tubuh Nabi Muhammad SAW bak kebun.
Padahal, Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia.
Baca Juga : Ini Persiapan Wajib Buat Ibu-Ibu yang Sering Antar Jemput Anak Sekolah Naik Motor
Umat muslim bahkan menjunjung Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan kehidupan.
Nabi Muhammad rupanya lahir di sebuah rumah kecil yang letaknya tak jauh dari Kakbah.
Lahir pada 12 Rabi'ul Awal, Nabi Muhammad dipercaya lahir di rumah sang kakek, Abdul Muthalib seperti dilansir via IDEA online.
Baca Juga : Nyaman dan Aman Naik Motor, Jangan Lupa Pastikan 3 Hal Ini
Tak jauh dari letak kompleks Masjidil Haram, bangunan tempat lahir Nabi Muhammad SAW tersebut ternyata tak seberapa luas.
Tampak dari ketinggian, rumah Abdul Muthalib berada dalam tanda lingkaran.
Namun, kini rumah bersejarah tersebut telah direnovasi.
Baca Juga : Lama Tak Muncul, Risty Tagor Kepergok Dandan ala Tradisional India Saat Pesta dengan Istri Kedua Kiwil
Rumah ini dialih fungsikan sebagai perpustakaan Makkah al-Mukarramah.
Fasadnya terlihat cerah dengan dilapisi cat tembok berwarna kuning.
Menjadi perpustakaan, hal ini bertujuan menghindari sebagai tempat pemujaan berhala.
Baca Juga : Bersahaja, Ternyata Ini Pekerjaan Asli Habib Usman bin Yahya yang Bikin Kartika Putri Bergelimang Harta
Baca Juga : 2 Tahun Tak Bertemu Anak, Tsania Marwa Kini Tuntut Harta Gono-Gini pada Atalarik Syach
Buku-buku yang berada dalam perpustakaan ini juga tak lain berisi tentang ilmu pengetahuan umat Islam.
Namun, perpustakaan ini tak dibuka untuk umum.
Meski demikian, para jemaah yang diperbolehkan berkunjung berkesempatan mendapatkan buku gratis sebagai bahan bacaan.
Bangunan sederhana ini hanya berukuran 10 x 18 meter yang kontras dengan gedung-gedung hotel pencakar langit di sekelilingnya. (*)
Source | : | idea online |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR