NOVA.id - Pelawak jebolan Srimulat, Tri Retno Prayudati alias Nunung begitu dikenal publik.
Lawakannya yang menghibur membuatnya laris manis mengisi berbagai tayangan di televisi.
Tentu saja, sebagai pelawak kondang honor Nunung tak main-main.
Baca Juga: Camilan Nikmat Rendah Lemak Buat Kamu Si Emotional Eater
Perempuan asal Solo ini bahkan membeli korset dengan harga fantastis dengan alasan kesehatan.
Hal ini terungkap dalam tayangan Bukbernya Wow Banget Trans 7, Rabu (29/05).
"Gue pernah denger mami ini (Nunung) selalu pakai barang-barang yang harganya luar biasa. Mi, jujur, mami punya korset yang harganya Rp100 juta lebih," tanya Denny Cagur yang menjadi pembawa acara.
"Rp125 juta," tukas Nunung membenarkan.
Sontak, Denny Cagur pun terheran-heran akan manfaat korset tersebut.
"Mami apa kehebatan korset itu sampai seharga itu, mi?" tanya Denny Cagur.
"Jadi korset itu waktu ditawarin aku tu nggak tertarik karena kemahalan. Itu tu satu set bukan hanya korset. Kan untuk pengecil ini (nunjuk lengan). Ini bikin kurus, ini gini, ini," jawab Nunung.
Nunung bercerita bahwa dirinya sempat alami sakit hingga tak mampu berdiri dan sembuh berkat korset fantastisnya.
"Nah, akhir-akhir kemarin kan aku agak sakit kaki ya. Berdiri itu udah nggak bisa. 'Udah nih, gue kayaknya mau pensiun ini udah.' Karena aku udah nggak bisa berdiri, sakit kaki itu," ceritanya.
Baca Juga: Pernah Tersandung Kasus Video Panas dengan Ariel NOAH, Luna Maya Sesali Rekam Adegan Ini
Baca Juga: Baru Nikah Langsung Hamil, Ammar Zoni Ragukan Irish Bella: Ini Serius Bukan Punya yang Lain?
"Terus ya udah deh, kalau buat kesehatan coba gue beli. Beli satu set segitu ya. Sebenernya ya berat, dengan berat hati gitu.
Tapi setelah aku pakai itu, tiga hari kemudian itu aku udah nggak pernah ngeluh. Cuma tanpa aku sadari," sambungnya.
Bahkan, karena ketagihan, Nunung malah membeli lagi korset yang sama!
"Jadi gue beli (korset) lagi satu lagi," pungkasnya.
"Bayangin, dua korset, Rp250 juta!" ujar Denny Cagur tercengang. (*)
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR