NOVA.id – Tak bisa dimungkiri jika penyakit jantung merupakan penyumbang terbesar pada angka kematian di dunia.
Salah satu penyebab adanya penyakit jantung ini karena kebiasaan merokok dan gaya hidup tidak sehat.
Tapi, bagi kita perempuan penyakit jantung ini juga sering menimpa kita lo.
Baca Juga: Menjaga Kesehatan Daerah Kewanitaan dengan Pap Smear? Pahami Hal Ini!
Memang, umumnya, perempuan biasanya lebih takut untuk terkena kanker payudara, serviks, dan rahim ketimbang penyakit jantung.
Hal itu lantaran ketiga penyakit tersebut adalah jenis penyakit yang sangat rentan menimpa para perempuan.
”Perempuan biasanya lebih takut kanker payudara, serviks, rahim, dan lain-lain dibandingkan dia memiliki kesadaran untuk memeriksa jantung,” ujar dr. Siska Suridanda, Sp.JP (K), seorang spesialis jantung yang juga menjabat sebagai Deputy Head of Communication Information and Education Dept. Indonesia Heart Foundation.
Baca Juga: Sedih Lihat Situasi Indonesia Saat Ini, Para Musisi Kenamaan Nyanyikan Indonesia Damai
Padahal, jika dilihat dari risikonya, perempuan juga bisa terkena penyakit jantung.
Hanya saja, yang membedakannya dengan laki-laki adalah usianya.
Menurut dr. Siska, bukan hanya rokok yang dapat merusak dinding pembuluh darah, tapi darah tinggi yang tidak terkontrol juga bisa jadi penyebabnya.
Adapun penyebab darah tinggi bisa diabetes atau gula yang tidak terkontrol, akibatnya dinding pembuluh darah yang rusak dan tidak menutup kemungkinan terjadinya penumpukkan lemak di pembulu darah.
Baca Juga: Semasa Hidup Menyayangi Maia Estianty, Sosok Ayah Ahmad Dhani Ternyata Bukan Orang Sembarangan
“Jadi, kalau pada usia muda, kita akan jumpai lebih banyak laki-laki yang terkena serangan jantung. Tapi kalau usia tua itu kejar-kejaran, hampir sama,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan bahwa faktor yang membuat perbedaan risiko terkena penyakit jantung berdasarkan rentang usia dilihat dari kondisi perempuan yang masih haid atau sebaliknya yang telah memasuki usia menopause.
“Kalau perempuan selama masih dalam fase reproduksi, masih haid, risiko terkena serangan jantungnya lebih rendah,” pungkasnya.
Baca Juga: Pasca Menikah dengan Dimas Anggara, Nadine Chandrawinata: Aku Enggak Bisa Ubah Hidup Dia
Jadi, pada perempuan yang masih haid terdapat sebagian besar yang disebut efek proteksi estrogen.
Estrogen membuat metabolisme kolesterol pada perempuan lebih baik dan pembuluh darah perempuan lebih lentur dibandingkan laki-laki.
Namun, begitu perempuan selesai haid atau berhenti haid dan sudah menopause, risiko perempuan untuk terkena penyakit jantung mulai meningkat tajam.
Bahkan, setelah 10 tahun berhenti haid atau 10 tahun menopause, risiko perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.
Itu sebabnya, dr. Siska menyarankan kita untuk mengenali penyakit jantung sejak dini serta menjaga kesehatan otot jantung dengan berolahraga dan makan makanan yang tidak akan mengganggu fungsi kerja jantung.
Sehingga, ketika kita sudah menempuh usia 40-50 tahun ke atas, kita sudah terbiasa hidup sehat dan terhindar dari risiko terkena penyakit jantung. (*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR